ilustrasi opini (pexels.com/cottonbro studio)
Masyarakat punya standar yang gak tertulis, tapi bikin orang tertekan. Harus sukses di usia muda, harus menikah di umur tertentu, harus punya anak, harus ini, harus itu. Kalau beda dikit, langsung dikomentari. Media sosial bikin semuanya tambah rumit. Semua orang pamer pencapaian, gaya hidup, dan kebahagiaan mereka. Tanpa sadar, kita jadi ngerasa harus ikutin semua itu, meskipun sebenarnya gak cocok buat kita.
Akibatnya, banyak yang hidup bukan karena mau, tapi karena takut dikatain gagal. Padahal, tiap orang punya jalan sendiri. Gak semua harus sama. Supaya gak terus kejebak, penting buat kenal diri sendiri. Tentuin apa yang benar-benar bikin kamu bahagia, bukan cuma buat menyenangkan orang lain. Kalau lihat orang lain, cukup dukung tanpa membandingkan.
Opini publik bisa jadi sangat menakutkan, bahkan lebih dari hukuman resmi. Dari digital shaming sampai tekanan untuk hidup ideal, semua bisa bikin kita kehilangan arah. Tapi bukan berarti kita gak bisa bangkit. Mulai dari berani jadi diri sendiri, jaga empati, dan jangan mudah nge-judge. Hidup ini sudah cukup berat, jangan saling jatuhin. Kita semua pantas buat hidup tenang, belajar dari kesalahan, dan terus maju.