Gung De Gaotama (baju hitam paling kanan), saat menjadi wasit di laga pemuncak. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)
Kedua Founder FR, Marmar Herayukti dan Gung De Gaotama, sempat terlibat pertarungan sengit pada edisi pertama Music on the Ring tahun lalu. Video laga keduanya sempat viral dan menarik perhatian netizen kala itu. Pada edisi kedua, Kadasa, Ten Rounds Music on the Ring, keduanya kembali ditunggu penampilannya di atas ring.
Beberapa hari sebelum acara berlangsung, Marmar sempat membuat video yang memberikan sinyal dirinya dan Gung De Gotama akan kembali bertarung di atas ring.
Saat Kadasa, Ten Rounds Music on the Ring, keduanya menepati janjinya untuk tampil di atas ring. Namun, keduanya tidak terlibat dalam sebuah laga seperti edisi sebelumnya. Masing-masing tetap tampil di atas ring, namun dengan cara berbeda.
Marmar tampil sebagai penyanyi yang turut berduet bersama band Moms Called Killer. Marmar membawakan beberapa lagu cadas dari band asal Iowa, Amerika Serikat, Slipknot. Pria yang dikenal sebagai maestro ogoh-ogoh asal Banjar Gemeh ini menghadirkan penampilan yang sangat enerjik. Ia sesekali mengajak penonton untuk menyanyi bersama.
Sedangkan Gung De tampil sebagai wasit dalam laga pemuncak antara Turah Wisnu menghadapi Mangde. Penampilan Gung De sebagai wasit sangat menghibur. Beberapa kali ia melakukan gerakan nyeleneh sembari mengikuti irama lagu Mafia Hukum yang dimainkan oleh Navicula.
Saat ditanya alasan Marmar dan Gung De tidak naik ring lagi, Marmar menjawabnya secara singkat.
"Saya dan Gung De tidak bertarung. Karena Gung De trauma wajahnya dipukul Marmar pada edisi Music on the Ring pertama tahun lalu," ujar Marmar seraya berkelakar.
Fight Right (FR) mampu menghadirkan acara unik yang mendapatkan respon positif dari kalangan pencinta musik dan Muaythai di Denpasar. Tentunya, acara kreatif seperti ini harus didukung, terutama oleh pemerintah. Sehingga bisa diadakan lebih banyak lagi.