Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Guru Tabanan Luncurkan Mi Instan Kelor, Terinspirasi Murid

Mi instan dari kelor (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Tabanan, IDN Times - Sebagai tenaga pengajar atau guru di TK dan SD, Wayan Sumardana merasa dilema melihat anak-anak yang matanya selalu tertuju pada gawai atau handphone (HP). Warga Desa Buahan, Kabupaten Tabanan ini kemudian mencoba meneliti sayuran dan buah-buahan yang memiliki kadar vitamin A paling tinggi.

Dari sinilah ia menemukan, bahwa kelor (moringa oleifera) memiliki kadar vitamin A tinggi yang tentu saja baik untuk mata anak-anak. Lalu bagaimana supaya anak-anak mau mengonsumsi sayuran kelor? Sumardana kemudian membuat terobosan dengan membuat mi instan dari kelor.

1. Ide pembuatan mi kelor dimulai tiga tahun lalu

Mi instan dari kelor (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Sumardana mulai membuat mi dari kelor sejak tiga tahun lalu. Awalnya masih berupa mi basah atau mi tek-tek dengan nama merek Kota Raja. Peminatnya lumayan. Kebanyakan orang-orang kantor yang memesannya, atau datang langsung ke rumah Suwardana di Jalan Batur Pacangan Nomor 6 Desa Buahan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan.

Setelah mi tek-tek kelornya mulai banyak peminat, Sumardana mulai membuat formula baru untuk membuat mi instan berbahan dasar kelor.

"Kenapa saya buat mi instan, karena anak-anak suka makanan instan terutama mi. Saya buat yang tanpa pengawet, tinggi vitamin A, protein, dan zat besi," ujarnya, Selasa (11/10/2022) lalu.

Tiga sampai empat bulan pertama, ia gagal membuat formula mi instan. Hingga memasuki bulan kelima, Sumardana berhasil mendapatkan formula yang tepat untuk membuat mi instan dari bahan kelor.

"Cuma kalau salah saja formulanya, bisa gagal juga. Jadi harus tepat," kata Sumardana.

2. Bahan bakunya mengambil dari halaman sendiri

foto ilustrasi (pexels.com/Pok Rie)

Untuk memenuhi bahan baku kelor, Sumardana memilih menanamnya sendiri sebagai tanaman pagar di halaman rumah. Kalau kekurangan bahan baku, ia membeli di tetangga yang menanam kelor seharga Rp5.000 per kilogram.

Daun kelor yang digunakan sebagai bahan baku mi tentu saja tidak sembarangan. Sumardana mengambil empat ranting daun kelor paling bawah dan dua ranting paling atas. Sekali produksi, ia membutuhkan 250 gram daun kelor kering dan 1,5 kilo tepung terigu. Proses pembuatannya secara manual dan mesin.

"Untuk ngulenin masih manual. Sementara untuk giling dan buat bentuk mi sudah pakai mesin," jelas Sumardana.

3. Permintaan mi instan kelor mencapai 1.000 sampai 2.000 bungkus per bulan

Mie instan dari kelor (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Mi kelor yang diproduksi oleh Sumardana ini sudah memiliki izin Pangan dan Industri Rumah Tangga atau (PIRT), serta berlabel halal. 

"Sekarang ini sedang mencoba mendapatkan label MD (Makanan Dalam) dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)," katanya.

Sumardana kini memiliki dua varian mi instan, yaitu goreng dan kuah. Baru-baru ini ia juga mengeluarkan varian mi jembung rasa ayam betutu yang dijual Rp15 ribu per kilogram. Sedangkan mi goreng dan kuah harganya Rp8 ribu per bungkus.

"Untuk yang rasa ayam betutu ini topingnya ada ayam betutunya," ujarnya.

Pesanan mi instan kelor ini rata-rata 1000 sampai 2000 per bungkus dengan omzet 5 juta sampai 6 juta per bulan. Bagi yang ingin memesan mi instan kelor, langsung saja menghubungi nomor WhatsApp (WA) 08127916130/082179771130 atau Instagram @miekelor_gud.official atau Shopee @MieKelorGud.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
Ni Ketut Wira Sanjiwani
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us