Menyangkal Kalimat 'Orang Lain Bisa, Pasti Saya Juga Bisa'

Kita sering mendengar kalimat motivasi "Orang lain bisa, pasti saya juga bisa." Kalimat tersebut sering dilontarkan para motivator untuk menyemangati para audiensnya. Namun, ada yang luput dari kalimat tersebut, yakni terkait kemampuan membaca situasi dan kondisi yang dihadapi. Dalam meraih cita-cita, setiap orang memiliki kondisi dan situasi yang berbeda satu dengan lainnya. Ada yang terlahir dengan wajah menawan dan kaya raya, ada juga yang terlahir biasa dan hidup sederhana.
Dari memahami dan membaca situasi dan kondisi yang ada, akhirnya banyak orang mulai paham bahwa tidak semua cita-cita atau keinginan kita bisa terwujud dalam hidup ini. Orang-orang yang sudah berdamai dengan diri sendiri serta situasi, pasti mulai merevisi kalimat motivasi tersebut, yang sebelumnya berkata "Orang lain bisa, pasti saya juga bisa" menjadi "Orang lain bisa, pasti saya juga bisa dibidang yang lain."
Kalimat kedua tersebut mengajarkan kita, bahwa setiap manusia memiliki kemampuan dan keahlian di bidangnya masing-masing yang saling melengkapi satu manusia dengan manusia lainnya. Oleh karena itu, sebagai manusia hendaknya memahami dan menerima kondisi dan situasi hidup yang kita jalani, lalu mencari bakat dan keahlian kita, lalu menjadi pribadi yang sebaik-baiknya. Yakni yang bermanfaat dan berdampak positif bagi orang lain.
1. Menerima kenyataan
Dalam series Naruto Shippuden, karakter villain bernama Madara Uchiha pernah berkata:
"Hadapilah kenyataan, di dunia ini tidak semua keinginanmu terkabul. Kalau kau hidup lebih lama lagi, kau akan sadar kalau hidup itu tidak lebih dari kesedihan, penderitaan, dan kekosongan, dengarkanlah."
Kalimat karakter tersebut mengajarkan untuk menghadapi kenyataan bahwasanya di dunia ini tidak semua cita-cita, keinginan, dan hasrat seorang manusia akan terkabul dan berjalan sesuai rencana. Dalam proses menerima kenyataan atau realitas yang dihadapi pasti akan menimbulkan kesedihan, penderitaan, dan rasa hampa.
Walaupun begitu, manusia akan menerima realitas yang dihadapi seiring berjalannya waktu, mulai beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang ada. Jadi ketika kenyataan tidak berpihak pada kita hendaknya memahami, menerima, beradaptasi, dan menjalani kehidupan lagi. Albert Einsten berkata:
"Hidup itu seperti mengendarai sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, Anda harus terus bergerak."