Mental Juara Greysia Polii Terbentuk dari Kemarahan

Denpasar, IDN Times - Melalui buku biografi bertajuk Menembus Garis Batas, Greysia Polii membagikan perjuangan dan sepak terjangnya di dunia bulu tangkis. Peraih medali emas ganda putri bersama Apriyani Rahayu dalam Olimpiade Tokyo ini mengajak anak-anak untuk berani bermimpi.
Greysia membagikan kisah dan kiat menjalani karier sebagai atlet bulu tangkis bertepatan dengan Hari Guru Nasional pada Senin, 25 November 2024. Berlokasi di Gramedia Bali Teuku Umar, Kota Denpasar, acara Book Tour Menembus Garis Batas ini juga dihadiri oleh beberapa guru, komunitas literasi dan pendidikan, serta masyarakat.
1. Bagikan kisah inspiratif

Perempuan asal Kota Tomohon, Sulawesi Utara ini menekuni dunia bulu tangkis sejak usia belia. Hidup di tengah kesulitan finansial, sang ibu mendukung penuh Greysia untuk menekuni dunia bulu tangkis dan pindah ke Jakarta. Greysia bercerita, kesuksesannya hingga saat ini tidak hanya dari dirinya. Keterbatasan dimaknai Greysia sebagai kesadaran agar dapat saling berkolaborasi satu sama lain.
“Kita bisa melampaui apa yang kita pikirkan jika bergantung satu sama lain,” ujarnya.
Perjuangan yang berkisah tentang Greysia Polii dan para figur yang mendukung dirinya, dituangkan dalam sebuah buku. Buku dipilihnya sebagai media penyalur cerita, karena media bacaan yang utuh dan mampu disalurkan ke seluruh pelosok daerah.
“Ini untuk adik-adik kami bahwa menembus batas itu bisa dilakukan siapa saja, bisa jadi leader dalam bidang apa saja,” kata Greysia.
2. Titik terendah hidup membangun karakter diri

“Saya didiskualifikasi 25 tahun, umur 19 tahun cedera lutut yang cukup parah, 23 tahun cedera tangan, untungnya saya tidak menyerah.”
Kemarahan dan kekecewaan sempat menyelimuti Greysia. Tetapi berkat dukungan orang di sekitarnya, ia mampu bangkit. Baginya, sederet musibah yang dialami adalah cara Tuhan membentuk karakter dan mental dirinya sebagai juara.
“Kita harus mengambil kesempatan untuk bisa berkontribusi, tidak ada kata terlambat saya juara olimpiade umur 33 tahun. Apakah itu terlambat? Umur berapa pun kita juara, ya tetap juara,” papar Greysia penuh semangat.
Meskipun Greysia telah pensiun sebagai atlet bulu tangkis, dirinya masih terlibat dalam berbagai organisasi bulu tangkis di Indonesia. Ia bercita-cita membenahi sistem dunia bulu tangkis di Indonesia.
3. Literasi untuk semua

Buku Menembus Garis Batas, dibagikan ke seluruh pelosok Indonesia. Keuntungan buku ini akan dibagikan kepada anak-anak yang tinggal di daerah pelosok. Luh Made Sri Yuniati, Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Provinsi Bali yang hadir dalam acara diskusi buku tersebut mengucapkan terima kasih atas sumbangan 100 buku Menembus Garis Batas.
“Bali kebetulan dapat 100 buku didonasikan dan disebarkan ke perpustakaan kita sebarkan ke seluruh daerah, dan sekolah” ujar Yuniati.
Menurutnya, acara ini merupakan penghargaan di Hari Guru Nasional sekaligus HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI ke-79 tahun.
“Penghargaan yang luar biasa ini hari guru nasional dan HUT PGRI ke-79 dan hari ulang tahun Ikatan Guru Indonesia (IGI) ke-15," katanya.