6 Tips biar Gak Gampang Emosi saat Banyak Pekerjaan

Meski kamu setiap hari bekerja, tingkat kesibukan bisa berbeda-beda. Ada kalanya pekerjaanmu terasa lebih santai. Tujuh hingga delapan jam di kantor tidak semuanya terpakai untuk mengerjakan tugas. Dirimu masih dapat mengobrol santai dengan teman, dan scrolling media sosial tanpa mengganggu penyelesaian tugas.
Akan tetapi, ada pula hari-hari ketika pekerjaanmu seperti gak kunjung selesai. Kamu sudah mencurahkan seluruh perhatianmu di kantor, tetapi masih pula pulang membawa beberapa tugas. Atau, dirimu pulang terlambat karena harus lembur.
Sadar gak sih, bila di saat-saat seperti ini emosimu menjadi lebih mudah tersulut? Orang-orang terdekatmu yang paling merasakannya. Kamu uring-uringan dan sering kali tanpa penyebab yang jelas. Atau, ada penyebabnya tetapi dirimu memarahi orang yang gak tahu apa-apa. Sikap emosional ketika pekerjaan menumpuk begini dapat dicegah dengan enam tips berikut.
1. Lihat banyaknya pekerjaan secara positif, bukan sebatas beban

Ketika pekerjaanmu lebih banyak daripada biasanya, pasti kamu lebih capek baik secara fisik maupun psikis. Akan tetapi kalau dirimu hanya memandangnya sebagai beban berat yang mau tak mau harus dipikul, secara psikis amat menekanmu. Ada keterpaksaan yang membuatmu kehilangan kebebasan serta kenyamanan.
Kamu perlu memperbaiki cara pandang terhadap pekerjaan yang bertambah. Lihat sisi positifnya seperti dirimu mendapatkan kepercayaan besar dari atasan atau klien. Kamu juga memperoleh uang lembur yang lumayan dan bisa digunakan buat berbagai keperluan.
Bila dirimu pekerja lepas yang lagi kebanjiran job, ini artinya kesempatan mengumpulkan sebanyak mungkin uang. Tidak ada yang tahu di bulan-bulan berikutnya kamu masih akan mendapatkan banyak pekerjaan atau malah sepi. Makin banyak hal positif yang disadari, rasa syukur meningkat. Dirimu akan lebih tenang dalam bekerja dan tak marah-marah meski lebih capek daripada biasanya.
2. Mengatur jadwal sebaik mungkin

Banyaknya pekerjaan bila tidak diiringi dengan penjadwalan yang baik pasti bikin kamu kewalahan. Dirimu bahkan bingung harus memulai dari mana. Sering kali satu tugas belum beres, kamu telah pindah ke tugas lain. Akibatnya, banyak tugas malah tidak terselesaikan dengan baik.
Kekacauan seperti ini hanya dapat dihindari dengan dirimu menyusun jadwal pengerjaan setiap tugas. Kapan suatu tugas akan dikerjakan dan kenapa harus saat itu? Nanti bakal terlihat prioritas tugasmu. Tidak ada pekerjaan yang terbengkalai padahal sudah jatuh tempo.
Bila dari hari ke hari masih ada tambahan tugas, jadwal perlu terus disesuaikan. Misalnya, besok rencananya kamu akan mulai mengerjakan tugas yang harus selesai tiga hari lagi. Akan tetapi, ternyata ada tugas baru yang mesti dibereskan paling lambat lusa. Maka pekerjaan tambahan ini menggeser dulu jadwal pengerjaan tugas yang deadline-nya lebih lama.
3. Jika butuh tambahan uang lembur, bicarakan dengan atasan

Beban kerja yang bertambah sudah seharusnya diganti dengan sejumlah uang sebagai kompensasinya. Meski di kantormu telah ada peraturan mengenai besaran uang lembur, tidak menutup kemungkinan perlu disesuaikan kembali ketika beban kerja melebihi biasanya. Misalnya, di bulan-bulan lalu kamu hanya lembur dua hari dalam seminggu.
Akan tetapi, bulan ini malah hanya dua hari dalam sepekan dirimu bisa pulang tepat waktu. Artinya, kelelahanmu dalam seminggu sudah berlipat daripada biasanya. Biar kamu tak merasa sedang diperalat kantor, coba komunikasikan perihal besaran uang lembur.
Seperti jika lembur telah lebih dari dua kali dalam seminggu, kantor perlu memberi tambahan uang lelah. Bila apresiasi meningkat, tentu kamu juga lebih tenang dan bersemangat. Rasa stres pun menurun karena dirimu merasa kerja kerasmu benar-benar dihargai. Terus lakukan diskusi dengan atasan plus saling dukung dengan teman yang sama-sama harus lembur.
4. Berkomunikasi dengan keluarga biar bisa mengerti situasimu saat ini

Terutama buat kamu yang sudah berkeluarga, pasangan dan anak wajib tahu bahwa akhir-akhir ini pekerjaanmu lebih banyak daripada biasanya. Tujuan dari pemberitahuan ini supaya mereka bisa memahami saat dirimu pulang terlambat. Terkadang kamu juga sudah terlalu lelah buat menemani mereka jalan-jalan.
Kalau tambahan pekerjaan tidak dibicarakan dengan keluarga, ekspektasi mereka terhadapmu masih seperti hari biasa. Mereka ingin waktu yang berkualitas denganmu termasuk piknik. Kamu yang sedang banyak pikiran dan lelah menjadi mudah marah karena merasa terlalu banyak tuntutan baik di kantor maupun rumah.
Padahal, masalahnya hanya terkait keterbukaan. Selama dirimu menjelaskan situasi kerjamu untuk beberapa waktu ke depan, mereka pasti mau memahami. Liburan masih dapat ditunda. Keluarga bahkan memberimu semangat supaya tumpukan pekerjaan beres dan dirimu gak tertekan sekali.
5. Atur waktu istirahat

Tentu pekerjaan yang bertambah mengurangi waktu istirahatmu. Begitu pulang lembur, kamu gak bisa langsung tidur saking lelahnya. Kalaupun dirimu tertidur, kualitas istirahatmu mungkin sangat kurang. Kamu memimpikan tugas-tugas yang belum selesai.
Kecemasan juga membuat dalam mimpi pekerjaan itu tak terselesaikan dan dirimu dimarahi atasan atau klien. Sekalipun sulit untukmu beristirahat maksimal seperti biasanya, usahakan buat tetap mengaturnya sebaik mungkin. Misalnya, setibanya kamu di rumah setel tayangan yang menghibur.
Bisa juga dirimu mendengarkan lagu-lagu yang membuatmu lebih rileks. Tujuannya, kamu menjadi gak terlalu memikirkan pekerjaan dan bisa tidur dengan lebih nyenyak. Jika ada jeda barang sehari sebelum pekerjaanmu kembali menumpuk, gunakan waktu sebaik-baiknya untuk beristirahat.
6. Jika butuh bantuan, bilang saja

Atasan harus tahu batas kemampuan anak buahnya dalam bekerja. Meski kamu sudah berusaha bekerja sebaik mungkin dan menangani lebih banyak tugas, ada titik yang tak lagi mampu dilampaui olehmu. Jika kamu memaksakan diri, hasilnya nanti malah berantakan.
Permintaan bantuan misalnya, dirimu meminta ada staf lain yang membantumu menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Tentu itu artinya atasan harus siap memberikan uang lembur buat dua orang. Bukan uang lembur satu orang dibagi dua sebab beban kerja memang sudah gak bisa ditanggung seorang diri.
Begitu pula jika kamu menjalankan usaha sendirian. Ketika pesanan begitu banyak misalnya, jangan ragu buat mencari bantuan tenaga. Gak apa-apa dirimu mengeluarkan upah buat mereka asalkan semua pekerjaan beres sesuai permintaan. Boleh jadi ini justru tanda bahwa usahamu sudah waktunya makin dikembangkan. Ketika kelelahanmu berkurang otomatis keinginan marah juga menurun.
Kelelahan fisik dan psikis akan membuatmu lebih sensitif. Hal-hal yang di hari biasa bukan masalah besar mendadak membuatmu marah. Kamu harus belajar mengelola emosi ketika kesibukan kerja meningkat. Bila dirimu bisa tetap tenang, tugas yang banyak dapat diselesaikan dengan lebih mudah serta tepat waktu. Hubungan dengan orang lain pun terjaga.