Buleleng, IDN Times - Pariwisata memang menjadi sektor yang paling terpukul karena pandemik COVID-19. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asita Provinsi Bali, Ketut Ardana, bahkan pernah menggambarkan kondisi Bali saat ini lumayan berat. Sebab sudah 50 tahun Bali bergantung pada sektor pariwisata.
Bali sebenarnya tahan banting dengan berbagai gangguan keamanan sejak Perang Telur tahun 1990. Kemudian kasus Kolera tahun 1995, Krisis Moneter tahun 1997-1998, dua kali kejadian Bom Bali, isu penyakit, hingga Erupsi Gunung Agung.
“Untuk Bali memang lumayan berat karena Bali sudah 50 tahun sangat bergantung pada keberlangsungan pariwisata. Tapi kita harus positive thinking saja bahwa pariwisata akan kembali dan malah akan menjadi lebih baik,” jelasnya ketika diwawancara pada 11 November 2020 lalu.
Itulah yang menyebabkan para pengusaha di sektor pariwisata terpaksa melakukan perampingan karyawan, dengan cara merumahkan atau melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun lain halnya dengan I Gede Junaya (35). Warga asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng ini memilih resign dari pekerjaannya sebagai manajer restoran di sebuah hotel kawasan Kuta dan pulang kampung.