Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi merenung (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi merenung (pexels.com/Mikhail Nilov)

Merasa asing dengan perasaan sendiri bisa berdampak krusial, terutama dalam hubunganmu dengan diri sendiri. Mengenal perasaan bukan hanya tentang mengenal nama-nama emosi, melainkan juga mampu untuk jujur dan mengakui perasaanmu apa adanya.

Setidak enak apa pun, perasaan tersebut sebenarnya berusaha memberi tahu bahwa ada sesuatu yang salah. Semakin diabaikan, maka akan jadi batu sandungan untukmu sendiri. Ini, nih, lima konsekuensi yang akan kamu rasakan bila tidak mengenal perasaan sendiri.

1. Sering menghakimi perasaan sendiri

Foto hanya ilustrasi. (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Saat kamu berhasil mengenal perasaan diri, kamu dapat belajar untuk mengelola emosi agar merasa lebih tenang dan terkendali. Kamu tahu bahwa perasaan tersebut valid dan harus diterima agar bisa cepat terselesaikan.

Dampak lain dari tidak mengenal perasaan adalah kecenderungan untuk kerap menghakimi perasaan sendiri. Kamu berpikir bahwa perasaan hanya membuat dirimu lemah dan harus “dilupakan” secara sengaja. Sampai kapan pun, hal ini yang membuatmu sulit untuk menerima, mencintai, dan menghargai dirimu apa adanya.

2. Sering mengubur emosi secara sengaja

foto hanya ilustrasi. (pexels.com/cottonbro studio)

Ketika kamu tidak punya cara sehat untuk mengelola emosi, kamu secara refleks memilih untuk menekan emosi. Kamu pikir, itu adalah satu-satunya cara untuk mengatasinya. Tentu hal ini keliru besar.

Dengan mengubur emosi, kamu tidak menyelesaikan masalah, melainkan menghindari dan menyembunyikan diri dari masalah yang sebenarnya. Pengalaman yang tidak nyaman dan menyakitkan seharusnya menjadi bahan bakar untuk bertumbuh, bukannya terus membuatmu semakin layu.

3. Tidak bisa menjadi versi diri yang autentik

ilustrasi sedang curhat (pexels.com/Timur Weber)

Emosi adalah bagian dari diri kita. Menghindari emosi secara tidak langsung berarti menjauhkan kita dari apa yang sebenarnya kita rasakan dan butuhkan. Seiring waktu, hal ini membuatmu merasa asing dengan diri sendiri.

Dalam jangka panjang, hal ini malah membuatmu terjebak dalam mati rasa, menjalani kegiatan sehari-hari hanya bagai rutinitas semu. Kamu tidak bisa mengidentifikasi dan memenuhi apa yang menjadi perasaan, keinginan, dan kebutuhanmu.

4. Menciptakan hubungan yang tegang dengan orang lain

ilustrasi pasangan (pexels.com/Alena Darmel)

Ketika kamu tidak mengenal dan memahami perasaanmu sendiri, kamu cenderung menunjukkan emosi yang tidak diinginkan (seperti mudah tersinggung, menarik diri, atau pasif agresif). Lambat laun, hal ini merusak kepercayaan dan hubungan dengan orang lain. Dalam jangka panjang, hal ini sebenarnya menutup kemungkinan untuk orang mengenal dirimu luar-dalam.

Padahal, perasaan sama sekali bukanlah hal tabu yang harus disembunyikan. Membuka diri dan membicarakan emosi kita dengan orang lain akan membuka pintu yang lebih dalam terhadap keintiman.

5. Merasa bersalah setiap merasa sedih dan cemas

ilustrasi teman curhat (pexels.com/Liza Summer)

Tidak ada yang salah dengan perasaan negatif. Bukan untuk dihindari atau disembunyikan, justru perasaan ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah yang perlu segera diselesaikan.

Ketidakmampuan untuk mengenal perasaan akan membuatmu mudah dijebak rasa bersalah saat merasa sedih dan cemas. Kamu berpikir merasakan perasaan negatif berarti kamu tidak mampu mengendalikan diri, padahal itu salah besar.

Kalau kamu sudah mulai merasakan tanda-tanda seperti yang dijelaskan di atas, maka hati-hati. Ini berarti kamu harus segera refleksi dan kalibrasi. Jangan sampai ketidakmampuan mengenali perasaan sendiri menjadi penghalang dalam hubunganmu—baik dengan diri sendiri, maupun orang lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team