Aktivitas Komunitas Bali Baca Buku. (Dok.IDN Times/Komunitas Bali Baca Buku)
Ega yang sudah 6 tahun menjadi sukarelawan Bali Baca Buku ini mengungkapkan bahwa para sukarelawan memilih metode yang paling menyenangkan untuk mengajak anak-anak agar suka membaca. Mereka juga mengapresiasi impian yang diinginkan anak-anak, sehingga tidak memaksa mengikuti apa yang dianggap ideal oleh sukarelawan. Anak-anak tersebut kerap belajar sambil bermain di lingkungan seputar tempat tinggal mereka.
Para sukarelawan datang setiap akhir pekan dengan membawakan sejumlah buku untuk anak-anak di lokasi. Buku tersebut kemudian ditinggalkan di lokasi dan diberikan ke anak-anak.
Ega menyebutkan bahwa anak-anak di Bali sebenarnya gemar membaca dan memiliki antusias yang tinggi untuk belajar. Sebagian besar dari mereka suka membaca buku cerita, pengetahuan umum, dan beberapa buku tentang kejuruan, semisal memasak.
“Sebenarnya semangat belajar mereka itu tinggi. Yang banyak diambil buku cerita, kejuruan, hobi, buku teknik, dan lain-lain. Mereka itu saya anggap sama semua kemampuannya. Kebanyakan memang semangat belajarnya tinggi, meskipun ada dari mereka yang belum bisa membaca,” ungkapnya.
Setidaknya ada 5 sampai 10 anak yang mengikuti setiap kegiatan. Mulai dari siswa kelas I hingga kelas VI Sekolah Dasar (SD). Sebagai penyemangat belajar, para sukarelawan kerap membagikan buku tulis atau susu untuk hadiah anak-anak.
“Paling kami mengajarkan mereka apa yang ada di sekitar mereka. Kebanyakan melalui aktivitas bermain di alam terbuka. Kadang-kadang kami juga punya hadiah kecil untuk satu pencapaian. Apa yang mereka lakukan terkadang kami kasih balasan yang sesuai” ungkapnya.