Mangku Muriati saat ditemui kediamannya beberapa waktu lalu(IDN Times/Wayan Antara)
Mangku Nengah Muriati terlahir di lingkungan pelukis Seni Wayang Klasik Kamasan. Ia merupakan putri dari Mangku Mura, yang merupakan maestro Seni Lukis Wayang Kamasan asal Banjar Siku. Ketertarikannya melukis sudah tumbuh sejak duduk di bangku sekolah dasar.
“Sebenarnya orangtua tidak menuntun saya untuk menjadi seorang pelukis. Tapi saya memang tertarik untuk melukis Wayang Kamasan sejak kecil. Mungkin karena tumbuh di lingkungan seniman,” ungkap Mangku Nengah Muriati, Rabu (20/4/2022).
Pada tahun 1970an, Muriati hampir setiap hari melihat ayahnya melukis. Tidak ada latihan khusus, secara alamiah sejak SD ia sudah mampu melukis dasar-dasar Wayang Kamasan seperti melukis pohon dan binatang dengan gaya Kamasan.
“Baru sejak SMP saya bisa membantu orangtua melukis Wayang Kamasan. Awalnya bisa membuat figur dan mengenal cerita-cerita wayang sebagai tema lukisan, seperti Adi Parwa dan Pemuteran Mandala Giri," jelasnya.
Usai menuntaskan studi di Sekolah Menengah Atas (SMA), Mangku Nengah Muriati melanjutkan kuliah S1 ke Program Studi Seni Rupa Design Udayana. Ada cerita menarik saat ia kuliah. Ketika diminta dosen melukis gaya modern, ia selalu merasa kesulitan. Setiap sketsa yang dibuatnya selalu mengarah ke pakem Wayang Kamasan.
"Bisa dibilang saya saat itu tidak mengikuti kurikulum sehingga nilai pas-pasan. Para dosen juga memaklumi. Pakem saya Seni Wayang Klasik Kamasan," tuturnya.