Tjilik tutup usia pada 13 Januari 1992 saat berumur 74 tahun. (Dok.IDN Times/Istimewa)
Tjilik meskipun tidak sempat mengenyam pendidikan yang tinggi, namun dalam perjalanan hidupnya pernah menjabat sebagai anggota MPRS di Jakarta, sebagai anggota panitia persiapan pendirian Universitas Udayana, pendiri Yayasan Dwijendra, Taman Pendidikan 45, dan STM Nasional. Tjilik tutup usia pada 13 Januari 1992 saat berumur 74 tahun. Jenazahnya disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Curastana Singaraja pada tanggal 9 Agustus 1995.
Kisah hidup Tjilik saat ini sudah dituangkan dalam buku yang berjudul “Dharma Bhakti Bapak Tjilik” yang disusun oleh Prof Wayan Windia, Wayan Sudarta, dan Wayan Abdi Negara. Buku ini resmi diluncurkan pada Peringatan Hari Puputan Margarana 20 November 2019 lalu.
Buku itu diharapkan bisa menjadi cermin bagi generasi baru Indonesia untuk belajar mamaknai arti perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Memperingati HUT ke-75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, IDN Times meluncurkan kampanye #MenjagaIndonesia. Kampanye ini didasarkan atas pengalaman unik dan bersejarah bahwa sebagai bangsa, kita merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dalam situasi pandemik COVID-19, di saat mana kita bersama-sama harus membentengi diri dari serangan virus berbahaya. Di saat yang sama, banyak hal yang perlu kita jaga sebagai warga bangsa, agar tujuan proklamasi kemerdekaan RI, bisa dicapai.