Kenapa Semakin Menua, Orangtua Jadi Lebih Baper?

Kamu pernah menonton film-film keluarga seperti Kapan Pindah Rumah, Home Sweet Loan, Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI), dan beberapa film serupa. Film keluarga biasanya memperlihatkan orangtua dan berbagai permasalahannya. Misalnya di film Kapan Pindah Rumah, ada kehadiran ibu tunggal yang diperankan Cut Mini Theo sampai berbohong soal penyakitnya kepada anak dan menantu. Alasannya karena Ia tidak merelakan anaknya pindah rumah.
Sementara film Home Sweet Loan, ibu tokoh utamanya justru memberikan sertifikat rumah untuk kakaknya yang ingin membeli rumah. Padahal sertifikat rumah itu berakhir digunakan untuk membayar hutang pinjaman online (pinjol) dan penipuan. Keputusan orangtua kerap menimbulkan ketidakadilan terhadap satu anak dengan lainnya, bahkan ke semua anaknya. Namun, ada beberapa tips yang dapat kamu lakukan jika menghadapi masa-masa menua orangtua. Ini dia selengkapnya.
1. Menganalisis penyebabnya
Terkadang kita jadi terbawa perasaan kesal di saat orangtua mulai menunjukkan perasaan berlebih seperti sedih, manja, hingga marah. Pada film Kapan Pindah Rumah, seorang ibu tunggal mengalami kesepian setelah suaminya meninggal. Kesepiannya semakin bertambah setelah satu per satu anaknya memilih pindah ke rumah sendiri.
Sang ibu mulai menunjukkan sifat menyebalkan seperti favoritism, yaitu perhatian berlebih pada satu anak saja. Ia merancang skenario membohongi anak-anaknya agar diperhatikan lebih. Setelahnya, ada sifat merasa menjadi korban dan gaslighting. Si ibu mempertanyakan apakah ia ada melarang keinginan anaknya untuk punya rumah sendiri. Ia merasa sebagai tokoh utama yang paling sedih sedunia. Jika orangtuamu telah menunjukkan sifat-sifat ini, kamu harus lanjut ke tahap berikutnya.
2. Mempertemukan orangtua dengan rekan sebaya
Pada film Kapan Pindah Rumah, anak-anak mencoba skenario perjodohan antara si ibu dengan seorang pria yang ditinggal meninggal istrinya (diperankan Indro Warkop DKI). Namun, alih-alih menikah, mereka jadi sahabat dekat dan sang ibu tidak kesepian lagi karena sudah ada teman. Si ibu mulai melunak dan tidak menyebalkan seperti sebelumnya.
Kamu bisa saja terinspirasi dengan cara ini, mempertemukan orangtuamu dengan kawan lamanya. Ada komunitas ibu-ibu senam atau beryoga di sekitar rumah, kamu bisa tawarkan ibu untuk bergabung. Jika ibu kamu figur yang introvert, dorong dia untuk melakukan aktivitas di rumah seperti berkebun, merajut, membaca buku, dan sebagainya.
3. Pentingnya tetap pegang kendali diri
Jika seluruh upaya telah kamu coba tetapi tidak membuahkan hasil, ini saatnya harus memegang kendali atas dirimu. Kamu dapat menjaga jarak sementara dari orangtuamu jika komunikasi semakin memburuk. Berjarak biasanya jadi ruang introspeksi diri terhadap persoalan.
Penting juga untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan ahlinya seperti dokter maupun psikolog. Sehingga titik terang akan sifat-sifat menyebalkan menjelang menua dapat terkikis. Serta satu hal penting, ke depannya kita akan menua. Jadi ada potensi sifat yang seperti itu ada pada kita. Maka, kamu juga harus bersabar dan jika ada kata-kata orangtua yang menyakitimu, anggap angin lalu ya.