Musik underground sering kali diasosiasikan dengan suara bising, lirik gelap, atau bahkan kelompok minoritas. Tapi di balik stigma itu, tersembunyi sebuah ekosistem artistik yang kaya, jujur, dan terus berdenyut. Di saat musik mainstream didikte oleh algoritma dan tren pasar, musik underground menawarkan antitesis: kebebasan berekspresi tanpa batas.
Lantas, kenapa sih musik underground dari death metal, techno industrial, hingga folk eksperimental, tetap relevan dan bahkan terus "berbahaya" (dalam artian positif) bagi status quo?