Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi konser (pexels.com/Renan Almeida)
ilustrasi konser (pexels.com/Renan Almeida)

Musik underground sering kali diasosiasikan dengan suara bising, lirik gelap, atau bahkan kelompok minoritas. Tapi di balik stigma itu, tersembunyi sebuah ekosistem artistik yang kaya, jujur, dan terus berdenyut. Di saat musik mainstream didikte oleh algoritma dan tren pasar, musik underground menawarkan antitesis: kebebasan berekspresi tanpa batas.

Lantas, kenapa sih musik underground dari death metal, techno industrial, hingga folk eksperimental, tetap relevan dan bahkan terus "berbahaya" (dalam artian positif) bagi status quo?

1. Suara kejujuran tanpa filter (dan tanpa sensor)

metalhead

Dalam dunia underground, tidak ada tuntutan untuk menjual jutaan kopi atau memenuhi ekspektasi label rekaman besar. Ini membebaskan musisi untuk menciptakan karya yang 100 persen autentik. Liriknya bisa sangat personal, politis, atau bahkan provokatif. Sound-nya bisa sebrutal mungkin, sehalus mungkin, atau sekacau mungkin, tanpa harus khawatir tidak radio friendly. Ini adalah wadah bagi suara-suara yang mungkin tidak akan pernah terdengar di platform arus utama.

2. Komunitas yang solid dan loyal

Editorial Team

Tonton lebih seru di