Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengobrol dengan orang yang realistis (pexels.com/Jopwell)

Tidak semua orang nyaman mendengar kalimat dari seseorang yang realistis. Gaya bicara mereka cenderung to the point, tanpa basa-basi, dan kadang terlalu keras di telinga. Tapi justru karena itulah omongan mereka sering jadi wake-up call yang kamu butuhkan. Di saat orang lain sibuk membesarkan harapan dan memberi semangat manis, orang yang realistis datang dengan fakta yang mungkin bikin kamu nyesek, tapi akhirnya menyadarkanmu untuk bangkit dan berpikir lebih jernih.

Kalimat-kalimat mereka memang gak selalu bikin hangat. Tapi kalau kamu resapi baik-baik, kamu akan sadar bahwa maksudnya bukan menjatuhkan, melainkan membantumu melihat kenyataan dengan lebih jelas. Orang yang realistis tidak menentang impian, mereka hanya ingin kamu melangkah dengan kaki yang berpijak di tanah. Nah, kalau akhir-akhir ini kamu merasa terlalu larut dalam angan-angan, mungkin tujuh kalimat yang biasa diucapkan orang realistis di bawah ini bisa bikin kamu pelan-pelan balik ke dunia nyata. Yuk, simak!

1. "Kalau gak usaha, gak akan kejadian."

ilustrasi mengobrol dengan orang yang realistis (pexels.com/Christina Morillo)

Kalimat ini mungkin terdengar sederhana, tapi maknanya cukup dalam dan bisa bikin kamu intropeksi sejenak. Banyak orang yang punya mimpi besar, seperti ingin sukses, ingin hidup enak, ingin hubungan yang baik, tapi gak semua orang mau melangkah dan kerja keras. Orang realistis gak akan membenarkan sikap diam sambil berharap keberuntungan jatuh dari langit. Buat mereka, keinginan tanpa usaha hanyalah angan-angan kosong yang gak akan pernah jadi nyata.

Orang-orang realistis mengajak kamu buat lebih jujur sama diri sendiri. Apakah kamu benar-benar menginginkannya, atau kamu cuma suka idenya tanpa mau menanggung prosesnya? Kalimat ini sering dilontarkan sebagai bentuk kasih sayang yang sedikit keras, karena mereka gak mau kamu terlena dalam zona nyaman yang penuh khayalan. Bagi orang realistis, hasil itu datang dari keringat dan keberanian untuk gagal, bukan sekadar berharap sambil rebahan.

2. "Hidup gak selalu adil, tapi kamu tetap harus jalan terus."

ilustrasi mengobrol dengan orang yang realistis (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Banyak orang terjebak dalam rasa kecewa karena merasa hidup memperlakukan mereka secara tidak adil. Dan di saat seperti itu, orang realistis akan muncul membawa kenyataan yang mungkin gak enak didengar tapi penting: bahwa hidup memang gak selalu adil. Mereka gak akan memanjakanmu dengan kalimat penyemangat palsu, melainkan akan mengajakmu menerima kenyataan dengan kepala tegak.

Kalimat ini bukan bermaksud meremehkan rasa sakitmu, tapi justru sebaliknya. Orang realistis percaya bahwa dengan menyadari bahwa ketidakadilan itu memang ada, kamu akan lebih tangguh. Bukan berarti menyerah ya, tapi belajar untuk gak mengeluhkan hal-hal di luar kendali. Mereka ingin kamu fokus pada hal yang masih bisa diubah, dan terus melangkah meskipun jalannya berat.

3. "Gak semua hal harus diperjuangkan, apalagi kalau yang kamu perjuangkan gak melihatmu."

ilustrasi mengobrol dengan orang yang realistis (pexels.com/nappy)

Kalimat ini bisa jadi terdengar menyakitkan, apalagi saat kamu sedang berjuang keras demi sesuatu atau seseorang yang tidak menunjukkan tanda-tanda menghargai usaha kamu. Tapi inilah yang sering diucapkan oleh orang yang realistis. Mereka ingin kamu sadar bahwa memperjuangkan sesuatu itu penting, tapi tahu kapan harus berhenti juga gak kalah penting. Terlalu lama bertahan di tempat yang salah hanya akan menguras energi, waktu, dan perasaan.

Mereka tidak ingin kamu terus menyakiti diri sendiri dengan harapan yang gak berbalas. Kalimat ini adalah bentuk ajakan untuk mencintai diri sendiri dan mengalihkan energi ke hal yang lebih layak. Orang realistis ingin kamu tahu bahwa kadang, mundur bukan berarti kalah, tapi justru kemenangan karena kamu memilih waras daripada terjebak dalam hal yang sia-sia. Mereka ingin kamu lebih rasional, tanpa kehilangan empati pada diri sendiri.

4. "Kalau cuma nunggu waktu yang 'tepat', kamu gak akan pernah mulai."

ilustrasi mengobrol dengan orang yang realistis (pexels.com/Anna Shvets)

Banyak orang menunda mimpi mereka dengan alasan klasik: belum waktunya. Tapi orang realistis tahu bahwa waktu yang sempurna itu jarang sekali datang. Selalu ada alasan untuk menunda, seperti takut gagal, belum siap, atau nunggu momen yang pas. Kalimat ini menampar dengan cara halus, sekaligus menyadarkan bahwa langkah pertama itu harus diambil, meskipun dengan segala ketidaksiapan.

Mereka percaya bahwa proses belajar dan tumbuh justru terjadi saat kamu sudah berada di tengah jalan, bukan saat kamu masih berdiri di garis start sambil berpikir. Menunggu waktu yang sempurna hanya akan membuat kamu kehilangan kesempatan. Daripada terus menunda dengan alasan yang tampaknya masuk akal, orang realistis ingin kamu mulai saja dulu dengan apa yang kamu punya sekarang.

5. "Harapanmu terlalu tinggi, dan itu bikin kamu gampang kecewa."

ilustrasi mengobrol dengan orang yang realistis (pexels.com/Mental Health America (MHA))

Kalimat ini sering dianggap menyakitkan, apalagi saat kamu sedang semangat-semangatnya berharap pada sesuatu. Tapi orang yang realistis bukan bermaksud menjatuhkan, mereka hanya ingin kamu menjaga ekspektasi agar tidak terlalu tinggi. Harapan yang gak seimbang dengan realita bisa menjadi beban berat yang menghantam keras saat kenyataan tidak sesuai keinginan.

Bagi orang yang realistis, membatasi ekspektasi bukan berarti pesimis. Justru itu cara mereka untuk tetap stabil secara emosional dan mental. Mereka lebih memilih untuk bersyukur pada pencapaian kecil daripada terus-menerus kecewa karena gagal mencapai sesuatu yang belum masuk akal. Kalimat ini adalah bentuk perlindungan agar kamu tidak hancur oleh ekspektasimu sendiri.

6. "Jangan cuma berpikir mau jadi apa, pikirkan juga kamu bisa apa."

ilustrasi mengobrol dengan orang yang realistis (pexels.com/Thirdman)

Orang yang realistis sangat peduli dengan potensi dan batasan diri. Mereka gak akan menyuruhmu berhenti bermimpi, tapi mereka akan mendorong kamu untuk melihat ke dalam diri sendiri dan mengenali kekuatan serta kelemahanmu. Kalimat ini mengajak kamu untuk fokus pada apa yang benar-benar bisa kamu lakukan saat ini, bukan hanya pada gambaran besar yang masih jauh di depan mata.

Hal ini bukan berarti kamu harus membatasi mimpi, tapi justru memperkuat fondasinya. Dengan mengetahui apa yang kamu bisa, kamu akan lebih mudah menyusun langkah konkret menuju tujuanmu. Orang yang realistis percaya bahwa kesuksesan bukan tentang menjadi siapa-siapa, tapi tentang jadi versi terbaik dari diri sendiri dengan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki secara maksimal.

7. "Mimpi boleh tinggi, tapi jangan lupa tanah tempat kamu berdiri."

ilustrasi mengobrol dengan orang yang realistis (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Kalimat ini adalah bentuk pengingat paling bijak dari seorang yang realistis. Mereka gak pernah melarang kamu untuk bermimpi besar, tapi mereka ingin kamu tetap sadar akan realita tempatmu berpijak. Mengingat dari mana kamu mulai, apa yang kamu miliki sekarang, dan sejauh apa kemampuanmu saat ini adalah hal penting agar mimpi itu bisa dijangkau, bukan hanya dilamunkan.

Bagi mereka, impian yang tinggi tanpa pijakan yang kuat hanya akan membuat kamu jatuh lebih keras. Kalimat ini bukan bentuk peringatan yang menakut-nakuti, tapi sebuah nasihat agar kamu menyiapkan langkah dengan matang. Mereka ingin kamu membangun mimpi dari realita yang ada, bukan dari dunia imajinasi semata.

Ucapan dari orang yang melihat dunia dan segala situasinya berdasarkan fakta serta logika memang gak selalu enak didengar. Tapi, justru itulah yang paling kamu butuhkan untuk kembali fokus dan gak tenggelam dalam khayalan. Nah, daripada terus terbuai harapan tanpa arah yang jelas, kadang kamu butuh disadarkan lewat kata-kata yang jujur dan masuk akal meskipun itu sedikit menyakitkan. Jadi, jangan buru-buru tersinggung! Siapa tahu dari omongan mereka, kamu justru menemukan arah baru yang lebih nyata, lho.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team