Peduli Produk Lokal, Selly Rai Mantra Terima Endorse Gratis Untuk UMKM

#AkuPerempuan Perempuan Bali yang siap dibutuhkan kapan saja

Tanggal 22 Desember setiap tahunnya diperingati sebagai hari ibu nasional. Hari ibu ini merupakan sebuah penghargaan bagi perempuan yang memiliki peran luar biasa. Yakni sebagai istri bagi suaminya, ibu bagi anak-anaknya, dan seorang individu bagi lingkungan sosialnya.

Ida Ayu Selly Fajarini, istri dari orang nomor satu Kota Denpasar, Rai Mantra, mungkin bisa dikatakan sebagai seorang ibu inspiratif. Layaknya seorang superhero Wonder Woman, Selly termasuk perempuan Bali yang selalu siap sedia ketika dibutuhkan oleh keluarga dan masyarakat berkebutuhan khusus di Denpasar.

Bagaimana ceritanya? Simak hasil wawancara khusus IDN Times di rumah dinasnya, Griya Sebasari, Renon, Jumat (21/12).

1. Peduli sama penyandang disabilitas bahkan sebelum suaminya menjadi Wali Kota

Peduli Produk Lokal, Selly Rai Mantra Terima Endorse Gratis Untuk UMKMInstagram.com/sellyraimantra

Perempuan kelahiran bulan Januari 1967 di Denpasar ini rupanya sangat peduli banget sama para disabilitas di Kota Denpasar. Bahkan sebelum suaminya menjadi Wali Kota, ia sudah aktif di kegiatan-kegiatan sosial seperti pendampingan disabilita. Kini, ia lebih fokus pada pemberdayaan para penyandang disabilitas. Utamanya adalah memberikan kesempatan para disabilitas ini lebih mandiri dan tak menjadi beban orang di sekitarnya.

"Yang paling penting dalam hal ini adalah lebih meningkatkan kepercayaan dirinya. Jika mereka percaya diri, mereka gampang bergaul dan tak rendah diri," katanya.

Untuk memberdayakan para disabilitas ini, ia sering mengadakan pelatihan-pelatihan dan mempekerjakan mereka. Ia mengungkap, di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar kini telah mempekerjakan 14 orang penyandang disabilitas.

"Seperti anak disabilitas tuna rungu yang bekerja di beberapa dinas, dan tuna netra sebagai penyiar radio," katanya.

Baca Juga: Toko Modern di Denpasar Dilarang Pakai Kantong Plastik Mulai 1 Januari

2. Miris melihat remaja yang mengeluh dan menangis di media sosial karena putus cinta

Peduli Produk Lokal, Selly Rai Mantra Terima Endorse Gratis Untuk UMKMDok.Pribadi/Bernardinus Amanda Nugraha

Tak sampai di situ saja. Ibu tiga anak telah menelurkan gagasan yang lain, yaitu pemberdayaan Orang dengan Gangguan Kejiwaan (ODGJ) yang telah sembuh. Mereka juga dipekerjakan dengan berbagai peran di Rumah Berdaya, Jalan Hayam Wuruk.

Selain itu, ia juga menjadi penggagas Pemilihan Putra dan Putri Tuli berprestasi di Denpasar.

"Dampaknya ke orangtua, yang tadinya terbebani sekarang melihat anaknya berprestasi orang tuanya bangga sekali," lanjutnya.

Terbaru, ia berencana membuat mobil ceria (Cerita kita) di Denpasar. Konsepnya, mobil ini akan menjadi ruang konseling bagi warga di Denpasar. Rencananya, awal tahun depan akan diluncurkan.

Nantinya, dalam mobil ini akan ada seorang psikolog dan psikiater. Mereka akan menjadi konselor bagi siapapun yang membutuhkannya. Idenya muncul setelah melihat banyaknya fenomena negatif di media sosial. Misalnya, seorang remaja yang mengeluh dan menangis di media sosial karena putus cinta.

Setelah dievaluasi, ternyata fenomena tersebut karena mereka tak tahu harus mencurahkan hatinya kepada siapa. Untuk itu, mobil ini akan berada di car free day dan di acara-acara sekolah tiap harinya.

Ia berpendapat, fenomena tersebut karena para remaja ini tak memanfaatkan media sosial dengan bijak. Jadi penggunaan gadget yang berlebihan memang bisa sangat fatal. Mereka hanya fokus ke satu arah dan lebih individualis. Padahal menurutnya jika mau, manfaat positif media sosial sangat banyak.

"Teknologi itu bagai pisau bermata dua, bagaimana tergantung kita mau meenggunakan gadget yang sehat," katanya.

Jika ditarik ke hal positif, gawai dan teknologi bisa menjadi kombinasi yang sempurna. Ia bisa merangsang anak menjadi lebih kreatif. Misalnya, bisa untuk belajar dan bisa sebagai tempat blajar berjualan.

"Anak muda makin kreatif dan inovatif. Bagaimana sekarang menjadi pengusaha tak lagi butuh modal yang banyak. Ini jika digunakan ke hal positif," katanya.

3. Sangat kekinian, Selly terima endorse gratis khusus UMKM di Denpasar

Peduli Produk Lokal, Selly Rai Mantra Terima Endorse Gratis Untuk UMKMDok.Pribadi/Bernardinus Amanda Nugraha

Memiliki puluhan ribu follower di Instagram, rupanya juga dimanfaatkan oleh Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kota Denpasar ini. Ia mau menerima endorse secara gratis lho. Namun syaratnya adalah barang yang akan diendorse adalah hasil Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Denpasar.

Saking banyaknya yang ingin endorse, ia membatasi satu kali hingga dua kali endorse produk-produk lokal Bali dalam sehari.

"Saya sampai pusing menerima endorse. Saya hanya menerima endorse kalau UMKM Bali dan gratis. Yang penting anak muda kami akan dukung," ucapnya.

4. Pandangan Selly tentang perempuan Bali

Peduli Produk Lokal, Selly Rai Mantra Terima Endorse Gratis Untuk UMKMDok.Pribadi/Bernardinus Amanda Nugraha

Baginya, ibu adalah seorang perempuan super. Seorang ibu adalah dokter pertama ketika anaknya sakit, guru utama bagi pendidikan anak, sebagai seorang teman bagi anak, sebagai pengelola keuangan dalam keluarga, dan partner utama suami dalan menentukan keputusan-keputusan dalam rumah tangga.

"Ibu itu seorang super woman, baik ibu yang karier atau bukan. Manusia yang harus bisa memainkan berbagai peran di rumah tangga. Pendidikan utama anak-anak itu ada di rumahnya. Asuhan orangtua 80 persen, dan 20 persen di lingkungan," terang Ketua Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Kota Denpasar ini.

Ia juga mengungkapkan, bahwa ibu adalah seorang yang mampu mengatur waktu dengan bijaksana dan bisa membagi peran. Ia menceritakan bagaimana hebatnya perempuan-perempuan di Bali. Dalam satu sisi ia harus mengurus semua keperluan rumah tangga, kemudian harus bekerja, sekaligus aktif di kegiatan-kegiatan adat di lingkungannya.

5. Apa yang harus dilakukan seorang ibu yang hidup di zaman millennials dan gen Z?

Peduli Produk Lokal, Selly Rai Mantra Terima Endorse Gratis Untuk UMKMInstagram.com/sellyraimantra

Menjadi seorang ibu juga harus mengikuti perkembangan zaman. Ia mengaku mengalami dua fase yang berbeda saat membesarkan anak-anaknya. Fase pertama, yakni anak pertama dan kedua berada di zaman saat gadget, media sosial, dan perkembangan teknologi informasi tak sederas saat ini. Fase kedua adalah saat membesarkan anak terakhirnya yang hidup di zaman yang sangat bergantung pada gawai ini.

Anak pertama dan kedua saat itu menggunakan telepon genggam hanya untuk berkomunikasi. Kini, anak zaman sekarang menjadikan telepon genggam sebagai kebutuhan utamanya.

Mengenai generasi millennial, ia berpendapat bahwa anak zaman sekarang tak bisa lepas dari gadget. Untuk itu ia menyarankan agar ibu harus mengikuti perkembangan yang ada. Gunanya untuk menjadi seorang pengawas dan pendamping bagi anaknya.

"Kita harus sering-sering mengajaknya berkomunikasi dan pergi melihat dunia luar. Jadi jangan sampai penggunaan gawai kebabalasan," ucapnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya