Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi Bali

Rumah adat Bali (Instagram.com/puri_lanang_sibangkaja)

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Umat Hindu di Bali percaya bahwa posisi rumah dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi penghuninya. Hal ini tertuang dalam Lontar Bhama Kretih. Bhama Kretih merupakan lontar Tattwa di Bali, berisi penjelasan mengenai areal pekarangan rumah (Karang) yang memiliki sifat atau aura baik (Positif) dan buruk (Negatif).

Kali ini membahas dulu tentang pekarangan rumah yang memiliki aura negatif. Menurut Lontar Bhama Kretih, pekarangan yang memiliki aura negatif sering disebut dengan istilah Karang Panes. Karang Panes ini akan memberikan dampak yang kurang baik bagi penghuninya. Apa saja ciri-ciri pekarangan rumah yang memiliki aura negatif? Berikut penjelasannya.

1. Karang Karubuhan, pekarangan yang berhadap-hadapan atau berpapasan dengan perempatan atau pertigaan atau persimpangan jalan

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Irma Yudistirani)

2. Karang Sandanglawe, pekarangan yang pintu masuknya berpapasan dengan pekarangan milik orang lain

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Irma Yudistirani)

3. Karang Kuta Kabanda, pekarangan yang diapit oleh dua ruas jalan

foto hanya ilustrasi. (Unsplash.com/ Mathew Schwartz)

4. Karang Sula Nyupi, pekarangan yang berpapasan dengan jalan raya atau numbak marga atau numbak rurung

foto hanya ilustrasi. (Unsplash.com/Fredrik Öhlander)

5. Karang Gerah, pekarangan yang terletak di hulu pura atau parahyangan

Foto ilustrasi pura. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

6. Karang Tenget, pekarangan bekas pekuburan, bekas pura, atau bekas pertapaan

Foto ilustrasi kuburan di Bali. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

7. Karang Buta Salah Wetu, pekarangan yang pernah ada kejadian aneh misalnya kelahiran babi berkepala gajah, pohon kelapa bercabang, pisang berbuah melalui batangnya, dan lainnya

Foto hanya ilustrasi. (Instagram.com/april_cepril)

8. Karang Boros Wong, pekarangan yang memiliki dua pintu masuk sama tinggi dan sejajar

Foto hanya ilustrasi. (pixabay.com/ptrabattoni)

9. Suduk Angga, pekarangan yang dibatasi oleh pagar hidup (Tanaman), di mana akar-akar atau tunasnya masuk ke pekarangan orang lain

Foto hanya ilustrasi. (Unsplash.com/Jon Tyson)

10. Karang Kalingkuhan, pekarangan yang dikelilingi tanah atau rumah milik satu orang

Foto hanya ilustrasi. (Unsplash.com/Andreas Gücklhorn)

Bagaimana dampaknya jika seseorang menempati pekarangan dengan kriteria yang disebutkan di atas? Menurut Lontar Bhama Kretih, hal tersebut dapat mengakibatkan penghuninya tertimpa berbagai bencana seperti sakit yang tidak wajar, sering bertengkar, kekurangan harta benda (Uang, dan lainnya) meskipun sudah tekun bekerja (Kos boros), dan sebagainya.

Setiap orang harus menghindari tinggal di pekarangan rumah dengan kriteria tersebut. Namun jika karena suatu keadaan harus menempati rumah dalam kondisi pekarangan yang sudah dijelaskan di atas, maka harus diadakan upacara pengeruwatan.

Apakah tempat tinggalmu memiliki kriteria di atas? Segera berkonsultasi dengan orang yang mengerti akan hal ini untuk membuatkan upakara penanggulangannya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us