IMEX 2022 diselenggarakan di Ubud. (IDN Times / Ayu Afria)
Founder IMEX, Franky Raden, menyampaikan bahwa Ubud memiliki pengaruh luar biasa terhadap perubahan musik di dunia pada abad ke-20. Berangkat dari latar belakang tersebut, IMEX tahun kedua ini digelar di Ubud.
"Sekarang kami ingin memboyong musik nusantara ke Ubud karena di sini lah titik awalnya. Dari Aceh terus sampai ke Kupang. Akan tampil di sini, menampilkan musik-musik mereka yang berakar pada tradisi budaya mereka masing-masing," ungkapnya.
Adapun 18 grup seniman yang akan tampil di antaranya:
- Sumatra: Kande, Suarasama, Musik Batak Karo, Riau Rhtyhm, dan Sako Sarikat
- Jakarta: Indonesian National Orchestra (INO)
- Jawa: Sambasunda
- Bali: Bona Alit, Jegog Suar Agung, dan Noizekilla
- Sulawesi: Dadendate dan Pinkan Indonesia
- Nusa Tenggara Barat: Cilokaq dan Aksilarasi
- Nusa Tenggara Timur: Marinuz Kevin dan Folksong of Flores
- Kalimantan: Tingkilan Kota Raja
- Maluku: Hawaiian Teluk Ambon
Perwakilan grup musik, pembuat gitar, dan partisipan IMEX 2022, I Wayan Tuges, menyampaikan turut serta memperkenalkan gitar-gitar lokal. Ia berharap dengan terselenggaranya IMEX ini, nantinya dapat memberikan hiburan dan Bali bisa segera bangkit.
Maestro dan pembuat alat musik, Gung Alit, yang juga menjadi partisipan dari grup Bona Alit mengatakan IMEX merupakan sebuah wadah bersama-sama berinovasi dan berproduksi dan menjaga kearifan lokal yang ada.
"Jadi kami dari Bali, perwakilan Bali sangat berterima kasih banyak kepada IMEX mau menyelenggarakan festival-festival semacam kini. Bukan hari ini saja, bahkan kemarin kami juga diboyong keliling di Australia, di beberapa daerah di Jakarta, dan lain sebagainya," ungkap Gung Alit.