Filosofis Keberadaan dan Kesadaran saat Tidur Tanpa Mimpi

Pernahkah kamu terbangun setelah tidur tanpa bermimpi dan merasa seolah-olah waktu berlalu dalam sekejap? Selama beberapa jam, kamu benar-benar tidak sadar, terputus dari dunia, seakan-akan keberadaanmu dihentikan sementara. Fenomena ini memicu pertanyaan filosofis yang mendalam: apakah kita benar-benar ada ketika kita tidak sadar? Jika kesadaran adalah tolok ukur keberadaan, lalu apa yang terjadi pada diri kita saat tidur tanpa mimpi?
1. Kesadaran sebagai pusat eksistensi
Secara umum, keberadaan kita dipahami melalui kesadaran—sebuah aliran pengalaman yang berkelanjutan. Dalam kondisi terjaga, kita merasakan, berpikir, dan berinteraksi dengan dunia. Namun, dalam tidur tanpa mimpi, kesadaran kita seakan terhenti. Pikiran yang biasanya aktif menjadi sunyi. Apakah ini berarti keberadaan kita juga berhenti?
Filsuf Rene Descartes pernah berkata, "Cogito, ergo sum"—aku berpikir, maka aku ada. Jika keberadaan kita berakar pada aktivitas berpikir, maka saat kita tidak berpikir, apakah kita benar-benar ada? Kondisi tidur tanpa mimpi menantang gagasan ini, seolah-olah kita menjadi entitas yang tak ada ketika kesadaran berhenti bekerja.