Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Dwi Agustiar)
Icang kemudian mampir ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) untuk mengisi bahan bakar. Pada saat itu, Icang merasakan hal janggal karena banyak orang yang melihatnya.
"Maaf ya, pikiran yang kotor atau gimana, Cindy itu pakai kaus putih terus kena air hujan. Ya otomatis kan transparan gitu. Pikir saya ke sana gitu," terang Icang.
Setelah mengisi bahan bakar, Icang berganti sepatu karena sebelumnya ia pakai sandal karena hujan. Gak tahunya Cindy sudah menyalakan sepeda motor dan hendak jadi sopir, begitu Icang selesai memakai sepatu. Lagi-lagi ia merasakan janggal karena orang-orang di sekitar masih memerhatikannya.
"Kok kayak ada yang aneh ngelihat ke saya tuh. Ya seperti yang terheran-heranlah, gitu. Apa ada yang aneh dengan diri saya atau gimana. Cuma saya berpikir positif, oh mungkin mereka lihat driver ojol dibonceng. Enak aja mungkin, gitu. Saya masih argumen dengan dia tuh. 'Mbak jangan mbak gak enak'," katanya.
Akhirnya dia mengalah dan mempersilakan Cindy membawa sepeda motornya, tetapi dengan satu syarat. Cindy harus memakai jas hujan. Karena selama perjalanan itu, Cindy tidak mau memakai jas hujan. Diboncenglah Icang. Tiba di daerah tanjakan Emeng (Tanjakan maut dan angker di daerah Subang), Cindy bercerita masih kuliah dan membuat video YouTube yang berbau mistis.
Hasil video itu dikirim ke stasiun TV swasta. Cindy lalu menawarkan pekerjaan ke Icang karena Hadi akan dikeluarkan. Hadi yang dimaksud Cindy adalah ojol yang meminta bantuan kepada Icang di traffic light. Jika Icang menerima tawarannya, akan dibayar Rp200 ribu jika ikut mengantarkan syuting. Lantas Cindy kembali mengaku sebagai kru Jurnalrisa.
"Makanya saya nanya ke teh Risa tuh, itu," ujarnya.
Semakin malam, Icang ketakutan. Setiap kali ada nyala lampu sepeda motor di belakangnya, ia khawatir Cindy membawa kawanan begal untuk mengambil sepeda motornya. Tetapi sepeda motor itu lewat begitu saja. Penumpangnya justru memerhatikan ke arah Icang seperti keheranan.
Ada satu kejadian yang bikin Icang kaget. Ia justru melihat jalan rayanya seperti lurus, tetapi Cindy tiba-tiba membelokkan sepeda motornya dengan tajam seperti ada tikungan.
"'Jalanan perasaan lurus, lho kok belok?' tanya Icang. 'Nah coba aa' yang bawa, pasti kita celaka'," kata Icang menirukan jawaban Cindy.