5 Pesan Bijak Tentang Kehidupan dalam Bahasa Bali, Camkan!

Setiap aksi akan menimbulkan reaksi

Manusia akan belajar memahami setiap tindakan, perkataan, dan pikiran yang akan dikeluarkan. Setiap aksi akan menimbulkan reaksi. Jika orang menginginkan kehidupan yang bahagia, maka perbuatan, perkataan, dan pikiran yang dikeluarkannya harus baik. Begitu pula sebaliknya.

Kehati-hatian dalam bertindak, berkata, dan berpikir adalah proses belajar dalam kehidupan yang terus berjalan. Karena itu, tak ayal orang bijak dulunya membuat pesan-pesan kehidupan yang digunakan baik sebagai pengingat, pedoman, maupun pandangan hidup. Berikut ini 5 pesan bijak kehidupan dalam bahasa Bali yang patut kamu ketahui:

Baca Juga: 4 Pesan Bijak Tetua Bali yang Tidak Boleh Kamu Lupakan

1. Tusing ada lemete elung (Lentur tak akan patah)

5 Pesan Bijak Tentang Kehidupan dalam Bahasa Bali, Camkan!pixabay.com/stevepb

Jangan sekali-kali benci, sabarkan dirimu. Hati yang sabar disamakan dengan barang yang lentur. Biar dilekuk-lekukkan seperti apa pun, tidak mungkin akan patah.

Baca Juga: 7 Doa Agama Hindu Supaya Mendapatkan Kedamaian Hidup

2. Lengis ulung dadi tultuk aji gamet, yen munyi suba kadung labuh kenkenang nuduk? (Minyak tumpah masih bisa dipungut dengan kapas, tapi kalau omongan sudah jatuh bagaimana memungutnya?)

5 Pesan Bijak Tentang Kehidupan dalam Bahasa Bali, Camkan!Ilustrasi pedagang minyak goreng curah. (IDN Times/Adeng Bustomi)

Pikir dulu sebelum mengeluarkan kata-kata. Jangan gegabah menyakiti orang lain dengan kata-kata yang dikeluarkan oleh diri sendiri.

Perkataan yang dikeluarkan ibaratnya minyak dijatuhkan dan sama-sama sulit untuk mengembalikannya. Namun masih lebih mudah minyak tumpah yang masih bisa dipungut dengan kapas. Berbeda dengan perkataan yang dikeluarkan, tak akan bisa dipungut lagi.

3. Tusing ada uma ane tuara lelintahan (Tiada sawah yang tanpa berisi lintah)

5 Pesan Bijak Tentang Kehidupan dalam Bahasa Bali, Camkan!Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Tidak ada negara yang tidak ada penjahatnya. Sawah disamakan dengan negara, sedangkan lintah disamakan dengan penjahat.

4. Tusing ngidang nekepin andus (Tidak bisa menyembunyikan asap)

5 Pesan Bijak Tentang Kehidupan dalam Bahasa Bali, Camkan!Ilustrasi petugas pemadam kebakaran. (pexels.com/Pixabay)

Sekuat apa pun mencoba menyembunyikan kejahatan, maka suatu saat akan kentara juga. Seumpama asap, tidak bisa ditutupi, pasti akan terlihat.

5. Demen meplalian api de takut puun. Yen nepukin sengkala sing nyandang seselang (Suka bermain api jangan takut terbakar atau kena letup. Kalau ketemu celaka, gak patut disesalkan)

5 Pesan Bijak Tentang Kehidupan dalam Bahasa Bali, Camkan!Foto hanya ilustrasi. (unsplash.com/devintavery)

Jika suka bermain yang bukan-bukan (Buruk), maka pada saat menemui celaka atau bahaya seharusnya tak patut untuk disesalkan. Tentu saja jika suka bermain api harus tahu dan terima risikonya.

Itulah pesan bijak tentang kehidupan dalam Bahasa Bali. Semoga pesan ini bisa kamu terapkan seterusnya ya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya