Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Positif Versi Bali

Masyarakat Hindu di Bali memercayai posisi rumah dapat membawa dampak positif maupun negatif bagi penghuninya. Hal ini tertuang dalam Lontar Bhama Kretih, yaitu lontar Tattwa di Bali yang berisi tentang areal pekarangan rumah (Karang) beraura baik (Positif) dan buruk (Negatif).
Jika sebelumnya membahas tentang pekarangan rumah yang memiliki aura negatif Karang Panes), kali ini membahas aura positif. Menurut sabda Bhagawan Wiswakarma, ada beberapa pekarangan beraura positif yang baik digunakan sebagai tempat tinggal, kantor, atau sekolah. Apa saja kriterianya? Berikut ulasannya.
1. Karang manemu labha
Ring pascima manemu labha yening wenten sinalih tunggil palemahan sada menggik kauh, semalih ipun pagenahannya tinggar, punika kebaos karang sane 'manemu labha'.
Pekarangan yang memiliki areal lebih tinggi di barat atau miring ke timur (Dari arah pusat kota atau dari arah jalan raya) disebut manemu labha, di mana sinar matahari tidak terhalang sejak pagi sampai sore hari. Pekarangan yang seperti itu akan membawa keberuntungan dan umur panjang bagi orang yang menempatinya.