Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi orang sedang duduk (freepik.com)

Badung, IDN Times – Apakah kamu termasuk individu yang memiliki gawai lebih dari satu? Apakah kamu sempat mengalami dampak mental karena handphone (gawai) tersebut? Kalau iya, apa yang akan kamu lakukan untuk merawat kesehatan mental? Nah, Mental Health Counselor IDN, Hoshael Waluyo Erlan, membagikan tips agar orang yang punya lebih dari satu gawai ini tetap sehat

“Jadi self-awareness itu perlu dibangun. Kita perlu benar-benar awas bagaimana handphone itu kita gunakan dalam keseharian kita,” ungkapnya, pada Senin (24/6/2024).

1.Komitmen tujuan memiliki dua gawai atau lebih

Ilustrasi individu menggunakan 2 unit handphone (IDN Times/Ayu Afria)

Hoshael mengatakan, penting bagi kamu untuk mempertimbangkan alasan punya lebih dari satu gawai. Jika alasannya untuk meningkatkan produktivitas karena dengan dua gawai bisa mempercepat respons terkait pekerjaan, maka kami harus menjaga komitmen tersebut.

“Berarti ya harus menjaga supaya dua gawai tersebut memang mendukung produktivitas, bukan malah jadi continous distraction yang tidak perlu,” katanya.

2.Kendalikan diri untuk tidak terus memegang gawai

Ilustrasi individu menggunakan 2 unit handphone (IDN Times/Ayu Afria)

Kalau bagian-bagian pekerjaannya sudah terespon secara optimal, maka kamu disarankan untuk tidak memegang gawai terus. Hal ini penting untuk memiliki batasan yang jelas anatara kapan dan bagaimana gawai tersebut digunakan.

“Kan pekerjaan memang tidak akan habis. Jadi penting sekali untuk memiliki batasan yang jelas terkait kapan dan bagaimana gawai tersebut digunakan. Secara prinsipil, aku percaya you own your gadgets, don’t let them own you,” jelasnya.

3.Dampak negatif memiliki lebih dari gawai

Ilustrasi seseorang terkena gangguan mental (pexels.com/cottonbro studio)

Sebelumnya, dampak buruk mental orang yang punya lebih dari satu gawai adalah:

  1. Overload informasi
  2. Kecanduan teknologi
  3. Permasalahan tidur
  4. Menurunnya kualitas dan kuantitas interaksi sosial
  5. peningkatan kecemasan dan kerawanan untuk mengalami depresi

Sekarang, kembalikan pada kamu. Apakah kamu pernah mengalaminya? Sebaiknya konsultasi ke profesional ya agar diagnosanya tepat.

Editorial Team