Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tertangkap korupsi (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi tertangkap korupsi (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Sampai beberapa waktu yang lalu, korupsi hanya menjadi berita yang disaksikan olehmu melalui televisi. Banyak pejabat melakukan korupsi yang merugikan negara dari miliaran hingga triliun rupiah. Akan tetapi, bagaimana jika tiba-tiba pasanganmu tersangkut kasus korupsi?

Pasanganmu mungkin bukan pejabat publik. Namun, korupsi tetap tidak bisa dibenarkan terjadi di mana pun. Termasuk di kantor tempat pasangan bekerja atau organisasi yang diikutinya. Baik korupsi terjadi sepengetahuanmu atau tidak, bertindaklah secara tepat.

Telepas dirimu memercayai tuduhan itu atau gak, jangan menambah masalah dengan membela secara membabi buta. Apalagi bila memang sudah ada indikasi pasanganmu korup. Daripada kamu membenarkan tindakan yang salah, lebih tepat bersikap sebagai berikut.

1. Dorong ia biar menghadapinya, bukan kabur

ilustrasi stres (pexels.com/Thirdman)

Jika pasanganmu benar melakukan korupsi, ia barangkali ketakutan. Sanksi hukum menantinya. Dia akan kesulitan untuk mengelak dari tuduhan. Ada saksi dan barang bukti yang kuat. Ia mungkin menjadi ingin melarikan diri.

Kamu jangan mendukung rencana ini. Pelariannya bakal membuatmu dan keluarga tambah repot. Pasti kalian yang diinterogasi polisi. Bahkan kasus korupsi itu dan kaburnya pasangan bisa sampai diliput media massa. Dorong ia supaya berani mempertanggungjawabkan perbuatannnya sepahit apa pun konsekuensinya.

2. Carikan bantuan hukum, pasanganmu berhak mendapatkannya

ilustrasi tim pengacara (pexels.com/August de Richelieu)

Terlepas dari pasanganmu betul-betul bersalah atau tidak, ia berhak menggunakan bantuan hukum. Di tengah kekalutannya, kamu harus bergerak cepat. Carilah pengacara yang andal dan tepercaya.

Tujuan utama bukan membebaskan pasanganmu dari jerat hukum sekalipun dia bersalah. Lebih untuk memastikan pasanganmu menjalani pemeriksaan sesuai prosedur serta mendapatkan keadilan. Tanpa bantuan hukum, pasangan bakal kesulitan membuktikan dirinya tidak bersalah. Atau, kesalahannya tak sebesar yang dituduhkan padanya.

3. Dorong ia agar jujur dan jangan takut

ilustrasi bersepakat (pexels.com/Khwanchai Phanthong)

Kasus korupsi tidak mungkin hanya melibatkan satu orang. Biasanya ada persekongkolan jahat di antara beberapa orang. Masing-masing punya peran dan jatah uang yang diperoleh. Dalam kasus korupsi yang menjerat pasangan, boleh jadi juga terdapat orang-orang penting.

Seperti pasanganmu hanya menjalankan perintah dari atasannya. Siapa pun orang yang bersama-sama pasanganmu melakukan korupsi harus diungkap. Beri semangat supaya dia berani mengatakan semuanya secara jujur. Ia jangan mau cuma dijadikan tumbal.

4. Tegas katakan harus siap mengganti kerugian yang ditimbulkan

ilustrasi korupsi (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Tidak ada korupsi yang tak merugikan siapa pun. Uang yang diambil tentu ada pemilik sahnya. Maka sudah seharusnya pasangan siap mengembalikan kerugian yang ditimbulkannya. Bagaimana jika uang dalam rekening pribadinya tak cukup?

Boleh jadi uang hasil korupsi itu langsung dibelikan berbagai aset. Jika demikian, kalian wajib melepaskan aset-aset yang dibeli dari uang haram itu. Jangan kalian malah berkeras untuk mempertahankan aset seolah-olah hukuman penjara saja sudah cukup buat menebus kesalahan pasangan.

5. Terima sanksi dengan lapang dada

ilustrasi stres (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jika pasanganmu terbukti melakukan korupsi, sanksi pasti dijatuhkan. Hindari meresponsnya dengan keras kepala seolah-olah dia gak pantas mendapatkannya. Seberat apa pun sanksi di dunia, masih jauh lebih berat hukuman di alam setelah kematian.

Lebih baik pasanganmu menerima sanksi tersebut supaya ada efek jera. Pun boleh jadi pengajuan keberatan justru berbuah hukuman yang makin berat. Apa pun kelas sosial kalian, jangan coba-coba memakai kekuasaan yang tersisa untuk mengubah keputusan tersebut dengan segala cara.

6. Introspeksi bareng

ilustrasi pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Secara perbuatan, jelas pasanganmu yang melakukan korupsi. Akan tetapi, boleh jadi ada peranmu juga secara tidak langsung. Misalnya, dirimu selalu menuntut banyak materi pada pasangan. Kamu tak mempertimbangkan kemampuan finansialnya.

Akibatnya, pasangan terdorong untuk mendapatkan lebih banyak uang walaupun caranya tidak baik. Dia tahu bahwa menolak permintaanmu mengancam kelangsungan hubungan kalian. Ia mengalah sekalipun berujung pada tindakan yang salah. Gak cuma pasanganmu, kamu juga wajib berintrospeksi.

7. Dampingi supaya ia menjadi pribadi yang lebih baik

ilustrasi menandatangani dokumen (pexels.com/Kampus Production)

Godaan untuk kembali melakukan korupsi di kemudian hari bisa masih besar. Terutama bila hukuman yang diterima pasangan tidak berat. Rasa senang menikmati hasil korupsi lebih besar daripada rasa malu dan berat ketika ia menerima sanksi.

Pun boleh jadi beberapa orang yang sebenarnya juga ikut korupsi masih bebas. Bila kamu tidak membentengi pasangan dari godaan itu, dia dapat mengulanginya. Malah akalnya makin banyak. Terus kasih motivasi agar pasangan memperbaiki diri. Jika perlu dia ganti pekerjaan supaya lebih aman dari pengaruh buruk.

8. Jelaskan pada anak dan beri edukasi

ilustrasi berbicara dengan anak (pexels.com/Kampus Production)

Untuk kasus korupsi yang berujung penjara, pasanganmu tak pulang ke rumah dalam waktu lama. Mungkin sampai beberapa tahun. Anak yang telah cukup besar tentu bakal menanyakan hal tersebut.

Bagaimana cara merespons yang tepat? Memang kamu perlu menjaga anak dari kekagetan yang berlebihan. Namun, berbohong malah lebih buruk. Apalagi anak mungkin akan mendengar dari orang lain bahwa ayah atau ibunya dipenjara karena korupsi.

Mending dirimu terlebih dahulu menjelaskannya secara sederhana. Sampaikan bahwa ayah atau ibunya bersalah sebab mengambil uang yang bukan haknya. Sekarang ia mesti dihukum dulu, seperti ketika anak melakukan kesalahan yang cukup berat. Minta anak untuk tidak meniru perbuatan tersebut.

Kamu tentu marah dan kecewa berat pada pasangan yang melakukan korupsi. Padahal tanpa korupsi pun, kehidupan kalian sudah bercukupan. Tindakannya membuat satu keluarga malu. Namun, daripada dirimu mengikuti emosi semata, lebih baik sikapi dengan delapan cara di atas. Semoga dia mau berubah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team