Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi mengobrol (Pexels.com/Ron Lach)
Ilustrasi mengobrol (Pexels.com/Ron Lach)

Tinggal di kos memang punya tantangan tersendiri, apalagi kalau berbagi ruang dengan banyak orang. Ada aturan tak tertulis maupun aturan resmi yang biasanya disepakati bersama agar suasana tetap nyaman. Namun, tak jarang ada satu atau dua penghuni kos yang sering melanggar aturan sehingga membuat orang lain merasa terganggu.

Situasi seperti ini tentu bikin serba salah. Kalau didiamkan, bisa jadi suasana makin tidak enak. Namun, kalau menegur dengan cara yang salah, bisa menimbulkan konflik berkepanjangan. Untuk itu, diperlukan sikap yang bijak agar hubungan tetap baik, tetapi pesan tetap tersampaikan dengan jelas. Berikut empat tips yang bisa kamu terapkan saat harus menegur teman kos yang melanggar peraturan.

1. Pilih waktu dan situasi yang tepat

ilustrasi mengobrol di acara (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Menegur teman kos sebaiknya tidak dilakukan secara terburu-buru atau di depan banyak orang. Jika kamu melakukannya di saat yang salah, ia bisa merasa dipermalukan atau justru tersinggung. Waktu yang tepat biasanya saat kalian sedang santai, tidak terburu-buru, dan suasana sedang tenang.

Dengan memilih momen yang pas, obrolan bisa berjalan lebih lancar. Kamu juga bisa lebih mudah menyampaikan maksud tanpa menimbulkan kesalahpahaman. Teguran yang disampaikan dengan tenang akan lebih diterima dibandingkan dengan emosi yang meluap-luap.

2. Gunakan bahasa yang sopan dan tidak menghakimi

ilustrasi ngobrol serius (pexels.com/Edmond Dantès)

Bahasa yang kamu pilih sangat berpengaruh pada bagaimana teguran diterima. Hindari kalimat yang menyalahkan, seperti "Kamu selalu bikin berisik" atau "Kamu gak pernah ikut aturan." Kalimat seperti itu hanya akan memicu perdebatan. Sebaliknya, gunakan kalimat yang lebih netral, misalnya, "Aku merasa terganggu kalau musik diputar terlalu keras malam-malam."

Dengan cara ini, kamu fokus menyampaikan dampaknya terhadap dirimu, bukan langsung menghakimi perilakunya. Bahasa yang sopan juga menunjukkan bahwa kamu tetap menghargainya sebagai teman, meski tidak setuju dengan tindakannya. Sikap ini akan membuat percakapan lebih sehat dan minim risiko konflik.

3. Ajak berdiskusi, bukan hanya menegur

ilustrasi ngobrol (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Daripada sekadar menegur, coba ajak teman kos untuk berdiskusi. Misalnya, tanyakan apakah ia punya alasan tertentu mengapa sering melanggar aturan. Bisa jadi ia tidak sadar sudah melanggar, atau ada kebutuhan yang belum terpenuhi sehingga ia kesulitan mengikuti peraturan.

Dengan membuka ruang diskusi, kamu dan teman kos bisa mencari solusi bersama. Misalnya, jika masalahnya soal jam malam, kalian bisa menyepakati batasan yang lebih fleksibel tapi tetap adil bagi semua penghuni. Diskusi semacam ini tidak hanya menyelesaikan masalah, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan di lingkungan kos.

4. Gunakan pendekatan kelompok jika perlu

ilustrasi ngobrol santai (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Kalau sudah berulang kali diingatkan secara pribadi tetapi tidak ada perubahan, mungkin perlu melibatkan penghuni kos lainnya. Bukan untuk mengeroyok atau mengucilkan, melainkan untuk menunjukkan bahwa yang terganggu bukan hanya kamu seorang. Dengan begitu, ia akan lebih memahami bahwa tindakannya berdampak luas pada banyak orang.

Pendekatan kelompok juga bisa dilakukan lewat pertemuan penghuni kos. Di forum ini, aturan bisa ditegaskan ulang dan semua orang diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya. Cara ini terasa lebih adil karena setiap orang bisa terlibat dalam mencari solusi bersama.

Menegur teman kos yang sering melanggar aturan memang membutuhkan kesabaran dan strategi. Mulai dari memilih waktu yang tepat, menggunakan bahasa sopan, mengajaknya berdiskusi, hingga melibatkan kelompok jika perlu, semua dilakukan agar suasana kos tetap nyaman. Ingat, tujuan utama bukan untuk memarahi, melainkan menjaga kenyamanan bersama. Jadi, selalu utamakan cara yang bijak agar hubungan pertemanan tetap terjaga baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team