Ingin Jadi Pemimpin Panutan? 5 Buku Leadership Ini Perlu Dibaca

Simon Sinek memang terkenal dengan buku-buku leadership-nya. Di bukunya kali ini, pembaca akan mempelajari bagaimana sikap kepemimpinan yang baik untuk meraih keberhasilan. Dalam organisasi, kecerdasan manajerial saja tidak akan cukup untuk meraihnya.

Pemimpin yang baik, akan mampu memahami dan peduli kepada seluruh anggota. Hal itu diwakili dengan frasa Leader Eat Last. Frasa ini terinspirasi dari gaya kepemimpinan Korps Marinir Amerika Serikat.

Hal ini sesuai dengan apa yang hendak ia sampaikan karena organisasi tersebut memiliki budaya yang kuat dan nilai-nilai tentang pentingnya kerja tim, cara menciptakan kepercayaan di antara anggota tim, mempertahankan fokus, dan memahami pentingnya mengelola hubungan dengan orang-orang untuk meraih keberhasilan.

Kerap kali kita urung mengajukan pertanyaan karena takut pertanyaan tersebut konyol atau terlihat mencerminkan kekurangan kita. Apakah hal itu benar? Padahal, dengan bertanya kita bisa lebih mengetahui dan memahami sesuatu. 

Nah, melalui bukunya, Good Leaders Ask Great Questions, kita akan mempelajari betapa pentingnya mengajukan pertanyaan bagi seorang leader. Sebab, kemampuan tersebutlah yang bisa membuat seorang leader berkembang menjadi pemimpin yang baik. Maka dari itu, judul bab dalam buku ini pun dibuat dalam bentuk pertanyaan.

Namun, pertanyaan yang diajukan bukan sembarang pertanyaan, melainkan pertanyaan yang tepat dan mendalam. Pertanyaan jenis ini dapat membuat kita medapatkan jawaban yang juga mendalam sehingga dapat membuka berbagai peluang, mengembangkan ide menjadi lebih kreatif, membangun tim yang hebat, mengambil keputusan dengan bijak, dan lainnya.

Buku Leiden is Lijden, menghadirkan beragam potret kepemimpinan melalui kisah tokoh-tokoh besar dan berpengaruh, baik yang berasal dari Indonesia maupun dunia. Mulai dari Cicero yang pandai berkata-kata, Mahatma Gandhi, hingga kesederhanaan dan kesahajaan hidup Haji Agus Salim.

Kisahnya yang menyajikan keteladanan seorang pemimpin mampu menumbuhkan semangat dan menghidupkan cita-cita kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Bagaimana tidak? Cara bersikap, etika, kebiasaan, hingga pola pikir dan jalan hidup yang ditempuh para tokoh yang hadir dalam buku ini begitu inspiratif dan luar biasa. 

Semua kisah dalam Leiden is Lijden, walau pun singkat, begitu menggambarkan bagaimana pemimpin yang ideal. Bahkan apa yang harus dipelajari dan dikuasai sebagai bekal memimpin, tersaji dalam buku ini. 

Di buku Humble Leadership: The Power of Relationships, Openness, and Trust ini, Edgar H Schein dan Peter A Schein memperkenalkan model kepemimpinan baru, yakni humble leadership. Di mana, seorang pemimpin harus mampu mengembangkan hubungan kerja sama pribadi. Hubungan ini mengharuskan pemimpin memiliki rasa saling terbuka dan percaya dengan pengikutnya. 

Memiliki konsep humble leadership juga berarti seperti hubungan dalam persahabatan. Siap melakukan pekerjaan lebih baik dengan meminta bantuan dan membantu orang lain dalam kelompok. Tujuannya, tidak lain agar bisa membuat keputusan terbaik.

The Leadership Handbook ini ditulis oleh John C Maxwell. Ia memberikan 26 pelajaran terkait kepemimpinan yang bukan hanya bisa kita pelajari, namun disarankan untuk dipraktikkan. Penjelasannya pun mudah dipahami dan sederhana.

Fokus pegajaran pada buku ini adalah bagaimana agar dapat menjadi pemimpin yang bukan hanya memimpin karena posisional semata, tetapi lebih ke hubungan relasional. Jadi, seperti halnya pemandu gunung, seorang pemimpin harus mampu membawa anggotanya ke atas puncak keberhasilan bersama-sama.

Nah, setelah menemukan dan membaca bukunya, jangan lupa dipraktikkan ya! Semoga lima buku di atas dapat membantu kamu melatih kepemimpinan dalam diri. Selamat membaca ya!