Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pexels.com/Lukas Rychvalsky

Semakin dewasa, kamu pasti menemukan berbagai macam watak orang. Lingkungan pertemananmu juga akan berubah dan terus berkurang karena hasil dari 'eliminasi' penilaian watak tersebut.

Para ahli juga membedakan watak orang menjadi empat kepribadian, di antaranya koleris (Dominan atau kuat), sanguinis (Populer), plegmatis (Damai), dan melankolis (Sempurna). Berikut ini sisi positif orang berwatak melankolis hingga kaku:

1. Meskipun mudah tersinggung, orang melankolis termasuk setia dan mau berkorban

Unsplash.com/Pricilla Du Preez

Melankolis memang memiliki watak yang menuntut kesempurnaan. Dia peka terhadap sesuatu yang bikin gampang sensitif. Meskipun mudah tersinggung, namun dia tahu kalau ada teman-teman di sekitarnya sedang ada masalah. Makanya orang melankolis sering dijadikan sebagai tempat curhat.

Melankolis ini juga setia dan suka berkorban demi temannya lho. Selengkapnya, silakan baca di sini.

2. Orang berwatak keras mengajarkan kamu supaya tidak menyerah sebelum mencobanya

Ilustrasi berdebat (pexels.com/@polina-zimmerman)

Orang berwatak keras memang menyebalkan ya. Orang lain seolah tidak diperkenankan untuk menyela pendapatnya dan harus menurut. Dia akan mempertahankan pendapatnya sekuat tenaga.

Tetapi sekeras-kerasnya dia, ada tekad yang kuat untuk mencapai tujuan bersama. Dia terbilang pantang mundur sebelum ada hasilnya. Cocok buat kamu yang sedang putus asa dan menyerah. Karena dengan belajar dari si watak keras ini, kamu tidak akan tahu bagaimana hasilnya apabila tidak mau mencoba. Memulai saja belum, ngapain harus takut. Kalau mau tahu lebih jauh tentang watak keras ini, silakan klik di sini.

3. Asalkan bukan dalam bentuk perbuatan, orang berwatak kasar biasanya mengeluarkan kalimat kejujuran

ilustrasi dua orang sedang berdebat (pexels.com/LizaSummer)

Watak orang kasar hampir sama seperti poin kedua. Banyak yang tidak menyukainya. Tetapi kamu jangan buru-buru tidak menyukainya. Dia berwatak seperti itu karena terbentuk dari trauma, lingkungan keluarga, pertemanan, hingga masalah yang dihadapi. Sehingga hal itu membuat dia jadi keras dan kasar. Penjelasan selengkapnya di sini.

Asalkan kasarnya itu bukan dalam bentuk perbuatan, ada sisi positif yang bisa kamu ambil. Mungkin kata-katanya memang kasar dan bikin sakit hati. Tetapi kamu jangan terburu-buru mengecap dia negatif. Orang berkata kasar tandanya ada kekecewaan terhadap sesuatu yang dipendam sejak lama. Artinya, ketika melihat ada permasalahan dan dia pernah menghadapinya, orang berwatak kasar akan mengeluarkan kalimat kejujuran meskipun narasinya kasar.

Jadi lebih baik berkata jujur dan tidak membiarkan seseorang melakukan kesalahan. Kalau gak mau terlihat jadi orang kasar, sebaiknya kontrol atau kendalikan dulu emosionalmu sebelum berkata jujur. Luapkan emosionalmu di tempat lain tanpa orang lain tahu sehingga kamu bukan lagi menjadi orang kasar melainkan blak-blakan.

4. Sulit mengambil keputusan, tetapi orang plegmatis punya ide kreatif

Pexels/Bahaa A. Shawqi

Orang berwatak plegmatis biasanya gampang supel, perhatian, dan tidak mudah marah. Dia terbiasa hidup apa adanya dan suka ada di zona nyaman. Segala sesuatunya dijalani secara santai. Saking banyaknya sifat-sifat selow seperti itu, dia juga jadi sulit untuk mengambil keputusan.

Namun bukan berarti ini buruk. Orang plegmatis punya ide yang kreatif. Ada metode lain yang dilakukannya untuk menyelesaikan pekerjaan.

Selain itu, ada hal lain yang perlu kamu pelajari dari orang plegmatis. Selengkapnya baca di sini.

5. Orang koleris kaku tetapi tegas ketika mengambil keputusan

Ilustrasi rapat kerja. (pixabay.com/emmaws4s)

Watak koleris itu tegas dan terkesan otoriter karena saking kakunya. Dia seolah tidak mau mendengar opini dari orang lain. Tetapi kekakuannya itu membuat dia harus cepat mengambil keputusan meskipun tidak memuaskan semua pihak. Orang koleris mengutamakan logika dan akan tersulut emosinya ketika ada yang bertele-tele dan tidak sesuai keinginan dia. Ya sama sih seperti orang berwatak keras. Berikut ini selengkapnya.

Apapun watak yang dimiliki seseorang, kita tidak berhak memaksa mereka untuk berubah. Lebih baik belajar memposisikan diri dan bagaimana berhadapan dengan watak dalam lima poin di atas.

Editorial Team