Kece Abis! Band Rock Bali Memberontak Lewat Album Perdana Modjorido

Modjorido merilis album pertamanya pada Jumat (1/10/2021) di Hard Rock Cafe, Jalan Pantai Kuta, Kabupaten Badung. Album ini terbentuk di bawah naungan Pohon Tua Creatorium (PTC). Menurut sang vokalis, Rico Mahesi, Modjorido merupakan self titled yang sangat kuat sebagai pembuka debut album mereka.

“Kami lebih memberontak. Dalam satu sisi ini, memberontak kepada ketidakadilan. Jadi memberontak, tapi positif ya. Yang kedua, berisikan tentang sudut pandang kehidupan. Di album ini kamu juga menceritakan tentang sebuah kebebasan menjadi diri sendiri,” jelasnya pada Rabu (29/9/2021).

Album perdana dijual dalam bentuk fisik (CD) dan untuk mengawalinya akan dicetak sebanyak 1.000 keping.

Album Modjorido membawa pesan agar tidak mudah menyerah untuk menentukan jalan hidup yang dipilih. Pemberontakan akan ketidakadilan juga bisa melahirkan kehidupan yang berimbang. Dalam album itu, ada 8 lagu berbahasa Inggris dan satu lagu berbahasa Indonesia, di antaranya:

• Revolt, tentang pemberontakan kepada hal-hal yang tidak adil
• Fight, tercipta ketika menjadi band pembuka band Navicula di Pererenan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, saat pandemik. Lagu fight lebih mengarah kepada ketidakadilan sistem
• Hoodoo Man, lagu ini berkisah tentang perjalanan hidup dari sudut pandang rock and roll
• Angel Devil, menceritakan sebuah keseimbangan karena semua relatif
• Change, mempercayai sebuah perubahan memiliki hikmah
• Taboo, bercerita tentang kehidupan yang relatif hampir sama dengan Angel Devil
• Brown Hat, mengangkat kehidupan musisi
• I Shark U, menyuarakan sikap pantang menyerah dan tidak takut apapun
• Mantra, tentang pandang hidup yang lebih ke spiritual

Modjorido dapat dikata merupakan pendatang baru di skena musik Bali. Penamaan Modjorido merupakan akronim dari nama-nama personelnya yakni Momo (Gitar), Doni Sura (Bass), Rico Mahesi (Vokal, Gitar), dan Moris (Drum). Sebelum bernaung di Pohon Tua Creatorium, awal sesi rekaman dilakukan di Stonedeaf Studio milik Gun. Bersama Dadang Pranoto, keduanya sangat produktif memproduseri beberapa band asal Bali selama dua tahun terakhir ini.

“Sebenarnya kalau dari cara kerja di PTC, sebenarnya kami cukup sering ke luar dari ruangan kami untuk mencari kawan-kawan yang hebat. Apalagi kalau ingat visi kami, mencoba meregenerasi band-band Bali,” jelasnya.

PTC mengatakan menggodok band ini selama 2 tahun dan membekali mereka dengan wawasan industri musik.