Band Galiju Asal Bali Rilis Album dalam Bentuk Kaset Pita

Dunia hiburan musik di Bali kembali digemparkan dengan kemunculan band indie rock bernama Galiju. Band yang terbentuk di masa pandemik COVID-19 2020 lalu ini diawaki oleh Reza Achman sebagai drummer dan vokalis; Ian Stevenson vokalis dan gitaris; serta Rangga di bassist dan vokalis. Menurut Ian, Galiju membawakan lagu bernuansa depresi positif dan dirilis dalam bentuk kaset pita jadul.
“Liriknya selesai dalam dua minggu, delapan lagu. Kebetulan waktu aku dalam kondisi mental yang sangat buruk. Jadi aku nulis lirik itu gara-gara banyak baca buku psikologi gitulah. Jadi banyak lagunya itu lebih membahas hal-hal tentang depresi, tapi bukan yang hopeless. Lebih ke positif, solusi,” jelasnya.
1.Relate untuk membangkitkan semangat bagi yang sedang depresi

Delapan lagu yang dibawakan Galiju ini banyak berkaitan dengan depresi. Ian berharap pendengarnya akan menemukan solusi melewati kegelapan tersebut. Ia menggunakan pemilihan bahasa yang akrab dengan diri sendiri, sehingga pendengar dapat menikmati kekuatan positif liriknya.
“Aku juga menulis lagu-lagu ini sebenarnya juga buat mantra aku sendiri. Karena percaya kalau kita nyanyi, kalau liriknya jelek, negatif gitu. Itu kayak doa. Jadi semua ini lagu-lagu ini positif yang solusi. Bagaimana solusi kalau kita dalam kegelapan gitu,” katanya.
Beberapa lagu bercerita tentang patah hati, namun dalam lagu ini mengajarkan agar kita tidak lari saat kesakitan itu datang. Keberanian dalam diri untuk merasakan, dan menghadapi situasi tersebut penting untuk dibangun. Yaitu lagi Let it Bleed.
Daftar lagu tersebut di antaranya Fractals, Ride, Reconcile, Let it Bleed, Believers, Solitary, Smithereens, Here and Now.
2.Meramu musik rock dengan campuran beat etnik Indonesia

Bagaimana kemudian tiga sahabat ini meramu musiknya hingga memberikan gairah tersendiri bagi pendengarnya? Reza Achman membeberkan, musik yang diusung Galiju ini harus memberikan semangat pendengarnya untuk menari. Ia meramu agar elemen-elemen musik etnik Indonesia masuk ke dalam lagu yang berlirik Bahasa Inggris tersebut. Yakni memilih beat yang menurutnya cocok dan ia masukkan ke dalam rhythm. Beat ini diakuinya memang tidak terlalu menonjol dan tidak semua orang akan mengenali beat tersebut.
“Kami setuju kita mau bikin sesuatu yang sebetulnya bisa dijogetin. Kalau bisa yang bisa dance-lah. Jangan kayak orang-orang gitu. Pokoknya semangat musiknya,” ucapnya.
3.Alasan di balik kaset pita jadul di album pertama

Galiju juga telah meluncurkan album debut mereka, Resonant, yang dirilis dalam bentuk kaset pita jadul. Format kaset pita jadul tersebut dipilih karena nilai nostalgia dan daya tariknya yang unik. Jadi ini merupakan edisi terbatas, cocok buat kolektor yang menyukai vintage.
Resonant merupakan album yang benar-benar sesuai dengan namanya. Yaitu merangkum esensi kejernihan dan kenyaringan, sehingga memberikan pengalaman bagi pendengarnya agar lebih bertenaga.
“Kaset ini sebenarnya kami sengaja buat sebagai bagian dari merchandise kami. Sepertinya asyik saja membuat kaset untuk album. Mengingat kaset sudah menjadi barang yang langka di tengah-tengah musik digital yang marak sekarang ini,” ungkap Reza.