Kisah Gede Tirtaguna Juara Muaythai Kelas Beginner, Ingin Jadi Polisi

Anak asal Karangasem ingin menganggap polisi begitu keren

Badung, IDN Times - Ajang Summer Fight ke-4 yang diselenggarakan pada Minggu (18/12/2022) sore, di International Conference Centre, Mall Bali Galeria, Kuta, Kabupaten Badung, diawali dengan perfoma petarung anak. Tampil saat itu I Gede Tirtaguna (13) melawan Rapahel (10). Pertarungan tersebut dimenangkan oleh Gede Tirtaguna.

Di balik kemenangannya tersebut, anak laki-laki asal Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem ini ternyata justru sangat ingin menjadi polisi melalui jalur prestasi. 

Baca Juga: 8 Kisah Samurai Legendaris, Namanya Sering Masuk Manga dan Anime!

1. Gede ingin jadi polisi lalu lintas, baginya polisi itu keren

Kisah Gede Tirtaguna Juara Muaythai Kelas Beginner, Ingin Jadi PolisiGede Tirtaguna (merah) saat bertarung melawan Rapahel (biru) di Summer Fight keempat 2022. (Dok.IDN Times/istimewa)

I Gede Tirtaguna mengaku senang dan bangga bertarung di Summer Fights keempat ini. Selama di atas ring, ia mengatakan tidak menghadapi kendala bertarung dengan lawan. Saat pertandingan ia melawan Rapahel (10) dari Dee Muaythai dengan 3 ronde di kelas amatir, di berat badan 36 kilogram.

Ini bukan lain pertama ia bertarung karena sebelumnya ia bertarung di Bupati Cup Klungkung. Tercatat ia sudah 3 kali bertarung. Gede bercerita, dalam seminggu ia hanya berlatih 2 kali. Namun memapatkan latihannya saat ada jam kosong.

Lalu apa yang membuat ia tertarik menjadi petarung Muaythai? Tidak lain karena ia termotivasi untuk menjadi polisi. Ia sangat ingin menjadi polisi yang mengatur lalu lintas.

"Supaya terwujudnya cita-cita. Jadi polisi. Suka sih sama polisi, karena lihat-lihat di jalan itu. Supaya bisa mengatur lalu lintas," ungkapnya, Minggu (19/12/2022) malam.

2. Dukung pilihan sang anak untuk jadi petarung Muaythai

Kisah Gede Tirtaguna Juara Muaythai Kelas Beginner, Ingin Jadi PolisiGede Tirtaguna saat bertarung di Summer Fight keempat 2022. (Dok.IDN Times/istimewa)

Sementara itu, orangtuanya, I Gede Widana (39), mengungkapkan bahwa pertandingan ini baginya sangat luar biasa. Putra pertamanya tersebut mengikuti Muaythai atas keinginan sang anak sendiri. Menurutnya, orangtua hanya mendukung kemauan sang anak sebagaimana mestinya, terutama saat-saat latihan Muaythai.

I Gede Widana menceritakan, anaknya selalu menyisihkan waktu untuk berlatih Muaythai sepulang sekolah, selama 2-3 jam di Tohlangkir Muaythai. Saat ini Gede duduk di bangku kelas VII SMP N 2 Amlapura, Karangasem.

“Intinya kami sangat bangga bisa sampai di sini. Selaku orangtua kami bangga dia berprestasi non akademik," ungkapnya.

Widana mengisahkan, istrinya, Ni Nengah Dewi (30) sempat merasakan kekhawatiran ketika putranya bertarung. Namun kekhawatiran ini tidak berlangsung lama.

"Sang ibu sangat mengkhawatirkannya. Istri saya mendukung sekali dan diserahkannya kepada si anak.

3. Pelatih sebut Gede sosok pendiam tapi cerdas

Kisah Gede Tirtaguna Juara Muaythai Kelas Beginner, Ingin Jadi PolisiSekretaris Umum Muaythai Karangasem, I Kadek Ariawan (42). (IDN Times/Ayu Afria)

Sang pelatih, I Kadek Ariawan (42), yang juga menjadi Sekretaris Umum Muaythai Karangasem mengungkapkan bahwa saat ini ada 10 atlet Muaythai di Tohlangkir Muaythai Camp. Selain melatih atlet, ia juga melatih member yang berusia produktif dengan arahan selain untuk kesehatan juga untuk prestasi.

Cabor Muaythai di Kabupaten Karangasem diakuinya tergolong baru. Terbentuk pada 14 Februari 2020 dengan bermodalkan satu glove dan satu boxing pads yang sudah lusuh.

“Kami dalam hal latihan tetap menekankan motto kami, respect, humble, low profile. Jadi akhlak mereka juga kami latih. Harus hormat pada orangtua, pada gurunya. Kami tekankan mereka untuk berlaku lebih sportif,” ungkapnya.

Menurutnya Gede merupakan sosok anak didik yang mampu menjaga power dan memiliki potensi sebagai fighter. Ia dianggap sebagai anak yang cerdas di kelas Muaythai tersebut sehingga berharap nantinya dapat bertanding secara nasional dan internasional.

“Anak ini kami anggap memang brillian. Artinya, sebelum masuk Muaythai ini pun ia tekun di catur. Anaknya ini berprestasi. Pokoknya memang cerdas nih anak. Nggak pernah emosi. Kalau dilatih di camp ini paling pendiam. Ndak mau ngomong apa. Kalau dia salah, hanya senyum-senyum dikit aja. Dimarahin hanya senyum dikit saja,” ungkapnya.

4. Belum ada dukungan pemerintah terkait sport tourism ini

Kisah Gede Tirtaguna Juara Muaythai Kelas Beginner, Ingin Jadi PolisiSummer Fight keempat tahun 2022. (IDN Times/Ayu Afria)

Promotor acara, Marcos Manurung, mengungkapkan bahwa event ini sudah digelar sebanyak 4 kali di tahun 2022. Selama 3 kali digelar Summer Fight sama sekali belum mendapat dukungan dari pemerintah. Padahal event ini ia nilai sangat strategis jika menjadi bagian dari sektor kepariwisataan atau biasa disebut sport tourism.

Berdasar data panitia penyelenggara, 65 persen dari dua ribu penonton summer fight adalah wisatawan mancanegara. Mereka datang ke Bali karena memang ingin menyaksikan Muaythai match.

Di Summer Fight keempat ini, memperebutkan sabuk kejuaraan di kategori middleweight, lightweight, dan welterweight. Pemenang kompetisi Summer Fight ini nantinya akan dijadwalkan berlaga di Thailand tahun depan. Para petarung yang memperebutkan tiga sabuk, di antaranya laga Serieal vs Raymond (middleweight), Rahman vs Maruli (welterweight), dan Brandon vs Fahri (lightweight).

"Kami memang berencana akan membawa petarung-petarung Indonesia ke kancah internasional. Tahun depan kami akan membawa mereka untuk berlaga di Thailand,” ungkapnya.

Summer fight ini juga diikuti petarung perempuan, Winnia dan Sri yang bertarung di kelas semi pro. Markus mengatakan bahwa di laga-laga internasional, kehadiran match perempuan tentu bukan hal asing lagi. Namun di Indonesia yang masih begitu patriarki dan penuh bias gender, Summer Fight 2022 akan menjadi salah satu penanda dalam kaitannya dengan isu-isu feminisme di Indonesia.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya