5 Pedoman Berperilaku dalam Ajaran Hindu, Biar Hidup Tenang

Rasanya berat dilakukan oleh orang yang gak mau berusaha

Setiap orang berharap bisa menjalankan kehidupan dengan sebaik-baiknya. Tentu saja untuk mewujudkan itu perlu tuntunan hidup yang bisa dijadikan sebagai pedoman dalam bertingkah laku sehari-hari.

Dalam Agama Hindu terdapat beberapa ajaran yang bisa dijadikan pedoman hidup sehari-hari. Tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bagaimana menjaga hubungan yang baik dengan sesama makhluk hidup. Berikut ini 5 pedoman berperilaku dalam ajaran Hindu.

Baca Juga: Doa Hindu Mohon Inspirasi dan Kecerdasan Beserta Artinya

Baca Juga: Selingkuh dalam Ajaran Hindu, Dilarang Ingat Wajah Mantan

1. Tri Kaya Parisudha

5 Pedoman Berperilaku dalam Ajaran Hindu, Biar Hidup TenangIlustrasi persatuan. (unsplash.com/Hannah Busing)

Tri Kaya Parisudha berasal dari kata tri yang berarti tiga, kaya yang berarti perbuatan atau tingkah laku, dan parisudha artinya suci. Sehingga Tri Kaya Parisudha memiliki makna tiga perbuatan suci yang harus dimiliki oleh umat Hindu. Tri Kaya Parisudha dapat dikatakan sebagai pendidikan karakter bagi umat Hindu.

Bagian-bagian Tri Kaya Parisudha adalah:

  • Kayika berarti berperilaku atau berbuat baik. Contoh perbuatannya adalah menolong orang, tidak mencuri, tidak menyakiti orang lain, dan lainnya
  • Wacika berarti berkata atau berbicara yang baik dan benar. Contoh perbuatannya adalah selalu berbicara sopan, tidak mengumpat, tidak berkata kasar, dan lainnya
  • Manacika berarti berpikir yang baik atau suci. Contoh perbuatannya adalah selalu berpikiran positif, optimis, dan tidak berprasangka buruk dengan orang lain.

2. Catur Guru

5 Pedoman Berperilaku dalam Ajaran Hindu, Biar Hidup TenangIlustrasi guru. (unsplash.com/Ed Us)

Catur Guru adalah ajaran yang bertujuan untuk menghormati empat guru yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Guru yang dimaksud tidak hanya untuk guru di sekolah saja, tetapi juga ditujukan kepada yang sudah memberikan bimbingan dan tuntunan sehari-hari.

Catur Guru terdiri dari:

  • Guru Rupaka adalah orangtua dalam keluarga. Setiap orang wajib menghormati dan mendengarkan perintah orangtua
  • Guru Pengajian adalah guru yang memberikan pendidikan secara formal di sekolah maupun lembaga lainnya
  • Guru Wisesa seseorang yang memiliki tugas, wewenang, dan tanggung jawab terhadap masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan kata lain, Guru Wisesa juga bisa disebut dengan pemerintah
  • Guru Swadhyaya adalah sebutan untuk Ida Sang Hyang Widi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan bimbingan tuntunan dan sebagai sumber kehidupan bagi semua makhluk ciptaan-Nya.

3. Tri Hita Karana

5 Pedoman Berperilaku dalam Ajaran Hindu, Biar Hidup TenangPemandangan Gunung Batur di Kintamani. (unsplash.com/Konrad Ziemlewski)

Tri Hita Karana adalah konsep atau pedoman untuk menghormati makhluk hidup dan alam di sekitar. Tri Hita Karana berasal kata tri yang berarti tiga, hita yang berarti bahagia, dan kara artinya penyebab. Tri Hita Karana memiliki makna tiga penyebab kebahagiaan.

Penyebab kebahagiaan yang dimaksud adalah menjaga hubungan harmonis antara:

  • Hubungan manusia dengan Tuhan, yang diwujudkan dalam pelaksanaan upacara Dewa Yadnya, dan rajin berdoa atau sembahyang
  • Hubungan manusia dengan alam lingkungan, yang diwujudkan dengan menjaga lingkungan tetap asri, melaksanakan Bhuta Yadnya dan upacara lain yang terkait dengan alam atau tumbuh-tumbuhan
  • Hubungan manusia dengan sesamanya, yang diwujudkan dengan saling menghormati, menolong, dan menjaga hubungan baik dengan sesama. Upacara yang dilakukan adalah upacara Manusia Yadnya, Rsi Yadnya, dan Pitra Yadnya.

4. Panca Yama Brata dan Panca Niyama Brata

5 Pedoman Berperilaku dalam Ajaran Hindu, Biar Hidup TenangFoto hanya ilustrasi. (unsplash.com/Annie Spratt)

Panya Yama Brata dan Panca Niyama Brata mengajarkan pengendalian diri. Panca Yama Brata adalah lima keinginan untuk mengendalikan diri dari godaan-godaan nafsu yang tidak baik, di antaranya:

  • Ahimsa yang berarti tidak membunuh dan belas kasih kepada makhluk lain
  • Brahmacari berarti menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh
  • Satya berarti setia atau pantang ingkar janji
  • Awyawaharika berarti cinta kedamaian, tidak suka bertengkar, maupun mencari masalah
  • Astenya berarti jujur, tidak mencuri.

Sedangkan Panca Niyama Brata memiliki makna sebagai tingkat pengendalian diri lanjutan, yaitu lebih kepada pantangan yang tidak boleh dilakukan. Bagian-bagiannya adalah:

  • Akrodha yang berarti tidak marah atau tidak dikuasai nafsu kemarahan
  • Guru Susrusa yang berarti selalu berbuat baik, hormat, dan taat kepada ajaran-ajaran guru
  • Sauca yang berarti selalu menyucikan diri lahir dan batin
  • Aharalagawa, tidak berfoya-foya dalam hal ini mengatur makanan untuk menjaga kesehatan tubuh
  • Apramada, tidak suka menyombongkan diri atau takabur.

5. Tat Twam Asi

5 Pedoman Berperilaku dalam Ajaran Hindu, Biar Hidup TenangIlustrasi kakak dan adik. (unsplash.com/Patty Brito)

Tat Twam Asi merupakan filosofi dalam ajaran Hindu sebagai implementasi untuk menciptakan kerukunan bermasyarakat. Tat Twam Asi berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu tat yang berarti ia, twan yang berarti kamu, dan asi artinya adalah.

Sehingga Tat Twam Asi dimaknai sebagai "aku adalah kamu, kamu adalah aku". Filosofi ini akan menciptakan perbuatan saling tolong menolong dan berbuat baik dengan sesama. Karena jika kamu berbuat jahat kepada orang lain, itu berarti juga berbuat jahat kepada diri sendiri.

Filosofi Tat Wam Asi ini sangat populer, tidak saja di kalangan Hindu, tetapi juga dikenal oleh umat lain. Filosofi ini menjadi landasan dasar dalam menciptakan kerukunan antarumat manusia.

Setiap agama pastinya mengajarkan kebaikan untuk seluruh umat yang menganutnya. Sekarang tergantung dari masing-masing individu, bagaimana menyikapi dan melaksanakannya. Semoga bermanfaat!

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya