Musim Layangan di Bali, Tradisi Harus Berjalan Aman

Rare angon banjir hujatan akibat pihak tak bertanggung jawab

Juli sudah masuk musim layang-layang di Bali. Setiap rare angon, sebutan bagi penghobi layang-layang di Bali, akan mempersiapkan layang-layang mereka untuk diterbangkan. Berbagai jenis dan ukuran layang-layang akan menghiasi langit Bali.

Bagi rare angon, menerbangkan dan melihat layang-layang mereka mengudara merupakan kenikmatan tersendiri. Namun di satu sisi, aktivitas bermain layang-layang ini mendatangkan pandangan negatif bagi beberapa warga. Seperti apa ya fakta-fakta musim layangan di Bali? Yuk, dengarkan cerita Putu Chris Budhi Setyawan, Ketua Komunitas Seni Layangan Bali..

1. Mengenal istilah rare angon

Musim Layangan di Bali, Tradisi Harus Berjalan AmanRare angon saat menurunkan layangannya. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Dalam tradisi melayangan (bermain layang-layang) di Bali, istilah rare angon digunakan untuk para penghobi layangan. Menurut Chris Budi, istilah ini terdapat dalam Lontar Tutur Rare Angon. Lontar ini menceritakan kehidupan manusia sejak dalam kandungan sampai kembali ke Sang Pencipta (Amor Ing Acintya). Siklus kehidupan ini selalu diiringi oleh yadnya (upacara).

Rare angon menjadi bagian uparengga (sarana atau perangkat upacara sebagai simbol atau perwujudan Ida Sang Hyang Widhi Wasa) dalam upacara atau yadnya besar. Prosesi penggunaan rare angon biasanya disebut dengan ngadegang Bhatara Rare Angon. Perangkat-perangkat yang digunakan atau disiapkan adalah layangan, sunari (bambu yang memiliki lubang dan dapat mengeluarkan suara yang merdu), dan pindekan (baling-baling tradisional Bali yang terbuat dari bambu).

Istilah rare angon juga dikaitkan dengan gembala sapi. Hal ini tertuang dalam Lontar Tutur Sudamala yang menyatakan bahwa rare angon merupakan penjelmaan Dewa Siwa ke dunia sebagai pengembala sapi, penjaga, dan pekerja di sawah. Rare angon dikaitkan dengan cerita Dewi Uma yang sedang mencari air susu lembu yang akan digunakan sebagai obat.

2. Musim layang-layang datangnya setiap tahun. Bagaimana seharusnya bermain layang-layang yang aman?

Musim Layangan di Bali, Tradisi Harus Berjalan AmanChris Budi dalam suatu festival layang-layang di Bali. (dok. Chris Budi)

Bermain layang-layang memberi kenikmatan tersendiri bagi para penghobi atau rare angon. Perasaan senang dan bangga akan menyertai saat layangan mereka mengudara dengan indahnya. Namun tak dipungkiri, beberapa warga memiliki penilaian negatif terhadap aktivitas ini.

Hal ini terkait beberapa layang-layang yang membahayakan warga di sekitarnya. Beberapa insiden yang pernah terjadi seperti tersangkut tali layang-layang di jalan umum karena layang-layang jatuh, layang-layang jatuh menimpa bangunan rumah atau tempat suci, layang-layang jatuh di kabel PLN, dan yang terakhir insiden jatuhnya helikopter Bell 505 akibat baling-balingnya terlilit tali layang-layang. Chris Budi mengungkapkan, kejadian-kejadian tersebut memang kerap terjadi saat musim layang-layang tiba.

"Kami dari komunitas layang-layang sudah sering mengedukasi para penghobi layang-layang atau rare angon tentang bagaimana bermain layang-layang yang aman," cetus pria yang juga sebagai undagi (pembuat) layang-layang ini.

Menurutnya, seorang rare angon pasti sudah mengerti tata cara bermain layang-layang yang baik. Contohnya, rare angon tidak akan meninggalkan layang-layangnya saat sedang di udara. Jadi ketika ada insiden dengan layang-layangnya, rare angon bisa cepat mengatasinya.

Bagaimana cara bermain layang-layang yang aman? Sebenarnya sangat sederhana. Bermain layang-layang tidak di dekat kabel PLN, khususnya kabel Saluran Udara Ekstra Tinggi (SUTET) maupun gardu PLN. Selain itu, jangan bermain layang-layang di sekitar bandara udara karena dapat mengganggu dan membahayakan lalu lintas udara.

Seorang pemula sebaiknya didampingi oleh orang yang lebih senior atau berpengalaman saat menaikkan layang-layangnya. Seperti diketahui, beberapa layang-layang tradisional Bali memiliki ukuran besar dan gerakan yang dinamis. Menurut Chris Budi, rare angon perlu menguasai keahlian mengendalikan layang-layang saat menaikkan maupun menurunkan agar tidak membahayakan diri maupun orang di sekitarnya.

Chris Budi juga mengingatkan agar tidak membiarkan layang-layang mengudara hingga pagi hari, atau yang dikenal dengan istilah menginapkan layang-layang. Sebab berisiko akan jatuh karena pengaruh uap air yang dapat membuat layang-layangnya bertambah berat. Selain itu, layang-layang akan susah untuk diawasi. Jika layang-layang jatuh, susah memperkirakan titik jatuh dan tidak bisa mengatasi dengan cepat.

3. Konvoi arogan pelayang di Bali

Musim Layangan di Bali, Tradisi Harus Berjalan AmanLayangan janggan buntut berbenturan di udara, kemudian jatuh di pepohonan. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Selain kejadian-kejadian di atas, ada hal lain yang selalu menjadi sorotan saat musim layang-layang tiba di Bali. Konvoi kelompok/sekaa layang-layang di jalan raya kerap mendatangkan penilaian negatif kepada para pelayang. Konvoi ini ada yang dilakukan secara arogan dan tak jarang membawa kemacetan di jalan raya.

Menanggapi hal ini, Chris Budi menuturkan bahwa rare angon atau pelayang di Bali selalu disudutkan dengan arogansi dan kemacetan saat konvoi. Padahal hal ini dilakukan oleh segelintir kelompok atau sekaa layang-layang. Tak jarang juga, mereka bukan berasal dari komunitas-komunitas pelayang yang ada di Bali.

Menurut pria yang juga aktif di Karate Bali ini, komunitas-komunitas pelayang di Bali selalu melakukan koordinasi dan edukasi terkait hal ini. Etika-etika saat membawa layang-layang ke tempat bermain layang-layang perlu dijaga agar tetap memberikan kenyamanan dan keamanan kepada pengguna jalan lainnya.

"Selama ini, koordinasi ini cukup berjalan baik di antara komunitas-kominitas pelayang yang ada," kata Chris Budi.

4. Festival layang-layang sebagai ajang silaturahmi

Musim Layangan di Bali, Tradisi Harus Berjalan AmanLayangan bebean sedang mengudara. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Bali selalu mengadakan festival layang-layang ketika musimnya tiba. Kamu bisa menjumpai festival layang-layang hampir setiap minggu. Chris Budi mengungkapkan, festival layang-layang ini tidak hanya ajang mengadu layang-layang saja. Melainkan menjadi tempat bermain, berkumpul, dan silaturahmi rare angon di Bali.

Festival layang-layang juga sering menjadi alat edukasi bagi pelayang yang menjadi peserta lomba maupun warga yang menonton. Panitia festival layang-layang, melalui komentator atau pembawa acara (MC), selalu memberikan edukasi beberapa hal. Misalnya tertib berlalu lintas, menjaga kebersihan area lomba, menggunakan pakaian adat madya, dan lainnya.

5. Inovasi para undagi dengan sistem knock down

Musim Layangan di Bali, Tradisi Harus Berjalan AmanKepala layangan janggan. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Beberapa layang-layang tradisional Bali memiliki ukuran yang cukup besar, lebih dari 2 meter. Lebarnya bisa mencapai 9 meter. Bisa dibayangkan, bagaimana saat membawa layang-layang ini dari rumah atau tempat penyimpanan menuju ke lokasi bermain layang-layang. Pastinya memerlukan kendaraan yang cukup besar (truk), dan beberapa orang mengawasi setiap sisi layang-layang tersebut.

Karena hal ini, para undagi melakukan inovasi dengan menciptakan layang-layang sistem knock down. Menurut Chris Budi, dengan sistem ini, layang-layang akan dibagi atau dipecah menjadi beberapa bagian. Bagian-bagian ini nantinya akan dirakit di lokasi bermain layang-layang.

Sistem knock down ini membawa pengaruh signifikan saat membawa layang-layang di jalan raya. Pelayang tidak perlu lagi menggunakan truk, cukup membawa mobil yang lebih kecil. Bahkan beberapa pelayang membawa layang-layang knock down mereka naik sepeda motor.

"Sistem knock down ini mampu mengurangi konvoi secara signifikan. Para pelayang bisa membawa layang-layang mereka jauh lebih tertib dari sebelumnya," tutur Chris Budi.

Di sisi lain, para undagi kini bisa lebih mudah menjual layang-layang tradisional Bali.

"Cukup masukkan bagian layang-layang ke pipa paralon untuk pengiriman. Undagi kemudian akan memandu cara perakitan dengan video atau video call," ungkap Chris Budi.

Ia menambahkan, saat ini para undagi layang-layang mampu mengembangkan sistem knock down secara optimal. Sistem ini tidak akan mengubah bentuk layang-layang dan harmonisasi saat di udara.

"Dari segi bentuk, memang tidak ada perbedaan dengan layang-layang konvensional. Cara pembuatannya saja yang sedikit berbeda," jelasnya.

6. Dukungan dan kerja sama dengan pemerintah

Musim Layangan di Bali, Tradisi Harus Berjalan AmanEkor layangan janggan yang sangat panjang. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Bermain layang-layang merupakan tradisi yang telah ada secara turun-temurun. Untuk melestarikan tradisi ini, tentunya pelayang perlu dukungan dari pemerintah. Menurut Chris Budi, dukungan pemerintah terhadap para pelayang saat ini sudah sangat baik. Pemerintah sering membantu saat melakukan edukasi ke para pelayang, dan turut mendukung festival layang-layang di Bali.

Biasanya sebelum musim layang-layang, pemerintah bersama PLN akan mengajak komunitas layang-layang untuk menyosialisasikan tata cara bermain yang baik dan aman. Pemerintah selalu mengingatkan, bahwa ada aturan resmi terkait tata cara bermain layang-layang di Bali, sehingga pelayang bisa mematuhinya.

Saat ada kegiatan internasional, pelayang melalui komunitas layang-layang di Bali selalu diajak untuk berdiskusi. Diskusi ini bertujuan untuk menjaga situasi tetap aman agar kegiatan tersebut bisa berjalan lancar. Nantinya, komunitas ini bisa menyosialisasikannya kepada pelayang yang tergabung di komunitasnya. Sosialisasi ini cukup berhasil, melihat tidak adanya rare angon yang menaikkan layang-layang di sekitar lokasi kegiatan tersebut.

Namun, Chris Budi menyayangkan masih belum ada lahan pemerintah yang bisa digunakan sebagai arena bermain maupun festival layang-layang.

"Kami dari komunitas pelayang di Bali masih belum bisa memprediksi, apakah dalam tahun-tahun ke depan tradisi ini bisa bertahan atau hilang secara perlahan-lahan. Mengingat semakin berkurangnya lahan untuk bermain layang-layang atau untuk mengadakan festival layang-layang," cetusnya.

7. Cerita unik saat pandemik COVID-19, banyak yang pesan layangan Burung Hantu

Musim Layangan di Bali, Tradisi Harus Berjalan AmanLayangan yang dijual. (Instagram.com/21jaya_kite)

Chris Budi memiliki cerita di kala pandemik COVID-19 menerpa Bali. Semua kegiatan di luar rumah sangat dibatasi. Warga menghabiskan waktunya di rumah. Saat itu, dia dan undagi layang-layang lainnya kebanjiran pemesanan layang-layang. Sebagian besar memesan layang-layang jenis celepuk atau Burung Hantu, karena mudah dibuat dan digunakan.

Para pemesan tidak hanya dari para rare angon. Ada juga warga biasa yang bukan penghobi layang-layang. Mereka bermain layang-layang hanya untuk menghilangkan rasa bosan dan suntuk di rumah. Untuk diketahui, layangan celepuk ini bisa dinaikkan di halaman rumah dengan mudah. Selain itu, layangan ini bisa dihias dengan gambar-gambar yang menarik.

Namun, warga ini tidak menghiraukan layang-layang mereka. Sehingga banyak layang-layang jatuh menimpa rumah warga, dan talinya dibiarkan menjuntai di jalan raya.

"Kami tak hanya banjir pemesanan, namun juga banjir hujatan karena oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan layang-layang mereka," kenangnya.

8. Perkembangan dunia layang-layang di Bali saat ini

Musim Layangan di Bali, Tradisi Harus Berjalan AmanLayangan bola-bola Sesetan. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Chris Budi bercerita, kondisi rare angon dan para komunitas pelayang di Bali saat ini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Kalau dulu, komunikasi hanya terjadi di kalangan internal sekaa atau kelompok pelayang saja. Tetapi sekarang mereka sudah bisa berbaur, saling bekerja sama, dan membantu dengan semangat kekeluargaan.

Inovasi-inovasi dari rare angon maupun undagi sudah berkembang jauh lebih baik. Satu hal yang cukup menggembirakan adalah munculnya para undagi layang-layang baru dan berusia muda dengan kreativitasnya jauh lebih baik.

"Munculnya undagi baru tentu menjadi hal yang baik untuk menjaga tradisi melayangan di Bali tetap lestari," ungkap Chris Budi.

Tradisi bermain layang-layang di Bali memang sudah seharusnya dijaga kelestariannya. Chris Budi tak henti-hentinya mengingatkan agar para rare anggon selalu menjaga keamanan dan kenyamanan diri maupun warga di sekitarnya saat bermain layang-layang.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menyenangi hal-hal baru. Menulis salah satu hobi sejak jaman blog. Menulis apa saja yang ada di hati.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya