Jangan Diteruskan! 5 Pengaruh Buruk Silent Treatment

Putuskan lingkaran ini sebelum terlambat

Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk menghadapi masalah. Ada yang memilih bungkam demi menjaga emosi berlebihan yang berpotensi semakin memperburuk masalah. Tindakan menolak komunikasi dengan berdiam diri atau silent treatment ini memang sering kali terjadi. 

Silent treatment dapat terjadi kepada siapa saja, baik pasangan, teman dan bahkan bisa berawal di rumah. Daripada membentak atau berkata kasar, pilihan silent treatment ini juga kerap dilakukan orangtua kepada anak-anaknya. Hanya saja pada anak yang sudah beranjak dewasa, hal ini dapat membawa kesalahpahaman dan mengganggu hubungan. Agar lebih jelas, berikut beberapa pengaruh buruk silent treatment: 

Baca Juga: Apa Itu Pola Asuh Authoritative? Positif untuk Pertumbuhan Anak

1. Membuat seseorang menjadi kesepian

Jangan Diteruskan! 5 Pengaruh Buruk Silent TreatmentIlustrasi seseorang kesepian (Pexels.com/Liza Summer)

Sebagai manusia sosial, memang sudah menjadi kebutuhan kita untuk terhubung dan berinteraksi dengan orang lain. Rumah merupakan lingkungan pertama dan sekaligus yang paling dekat untuk mendapatkan interaksi sosial itu. 

Namun penolakan komunikasi yang dilakukan oleh orangtua sama halnya seperti memusuhi anaknya sendiri. Mengabaikan dan mendiamkannya membuat seseorang merasa tersudutkan di rumahnya sendiri. Perasaan tersudut inilah yang membuat anak dapat merasa kesepian dan terbiasa dengan isolasi sosial. 

Meskipun begitu, perlu disadari bahwa kamu tidaklah sendiri. Kamu bisa hangout bersama teman-teman untuk menyegarkan pikiran. Jangan larut dalam kesedihan ya! 

2. Takut melakukan kesalahan

Jangan Diteruskan! 5 Pengaruh Buruk Silent TreatmentIlustrasi seseorang menyalahkan dirinya (Pexels.com/SHVETS production)

Silent treatment juga dapat membuat seseorang trauma dan takut melakukan kesalahan. Menyadari perasaannya yang tidak nyaman akibat kesalahannya, membuatnya berusaha tidak mengulangi hal sama terjadi lagi. Akibatnya, seseorang menjadi tidak berani mengungkapkan keinginan atau perasaannya dan memilih memendam sendiri demi menghindari konflik. 

Hal ini tentu tidak benar, karena sejatinya kesalahan bukanlah untuk dihindari. Kesalahan adalah bagian dari proses hidup seseorang. Menghindari kesalahan bukanlah sikap dewasa yang kemudian dibiarkan menjadi kebiasaan. Itu sama saja menolak bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

3. Kesulitan mengolah perasaan

Jangan Diteruskan! 5 Pengaruh Buruk Silent TreatmentIlustrasi seseorang melakukan self care (Unsplash.com/Brooke Cagle)

Akibat lain dari takutnya membuat kesalahan, seseorang dapat terbiasa memendam perasaannya. Penumpukan perasaan yang berlebihan akan membuatnya kesulitan mengolah. Hal ini dapat mendatangkan tekanan baru dan cenderung menciptakan stres.

Manusia memiliki perasaan yang kompleks. Setiap harinya mereka memproses kejadian dan informasi yang dapat mendatangkan hal baru. Apabila ini terjadi, penting untuk melakukan me time. Dengan memberikan waktu untuk diri sendiri, seseorang dapat mengolah dan menganalisis perasaan dan pikirannya. Dengan begitu, dapat menjalani hidupnya dengan mental yang lebih sehat.

4. Mudah lari dari masalah

Jangan Diteruskan! 5 Pengaruh Buruk Silent TreatmentIlustrasi seseorang melarikan diri dari masalah (Unsplash.com/Casper Nichols)

Silent treatment atau tidak membicarakan masalah juga dapat membuat seseorang terbiasa menghindari masalah. Alih-alih menyelesaikan masalahnya, seseorang malah melarikan diri dengan cara mengabaikan orang tersebut.

Alasannya bisa beragam, mungkin karena tidak mampu membicarakan masalah atau sesederhana merasa bahwa hal tersebut adalah masalah kecil yang tidak perlu dibesar-besarkan. Jika pikiran ini tidak disudahi, hanya akan membuat tindakan silent treatment berada di lingkaran setan.

Semua hubungan bisa diusahakan untuk diperbaiki. Begitu juga dengan masalah yang masih bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik. Bahkan terkadang, sebuah hubungan bisa menjadi lebih kuat setelah melewati masalah dengan cara yang sehat lho.

5. Menumbuhkan rasa apatis

Jangan Diteruskan! 5 Pengaruh Buruk Silent TreatmentIlustrasi seseorang mengabaikan orang lain (Pexels.com/Liza Summer)

Apatis adalah reaksi seseorang yang pasrah dan menarik diri dari keadaan yang membuatnya tertekan. Sikap ini bisa juga diartikan tidak lagi peduli dengan sekitarnya dan berusaha menyelesaikan tujuan hidupnya saja. 

Jika terlalu lama menjadi korban silent treatment, bukan tidak mungkin seseorang menjadi tidak peduli dan melakukan tindakan yang sama kepada orang lain. Menjadi lebih aware dan peduli dengan keadaan sekitar adalah hal yang baik. Tidak hanya untuk kesehatan mental pribadi kita, namun juga sebagai bentuk kebaikan untuk orang di sekitar kita. 

Silent treatment bukan hal yang baik dalam hubungan, apalagi jika terjadi di lingkungan terdekat kita. Dengan memahami pengaruh buruk dari silent treatment, diharapkan kita bisa memperbaikinya dan dengan berani menghadapi apapun masalah yang terjadi.

Davrean Dita Photo Community Writer Davrean Dita

Diambil kebaikannya, diabaikan yang tidak perlu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya