TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bali Berduka, Dokter Sekaligus Maestro Tari Legong Tutup Usia

Bulantrisna lestarikan kesenian tari Bali sampai akhir hayat

By Crisco 1492 via wikimedia.org

Denpasar, IDN Times - Kepergian maestro Seni Tari Legong Bali, DR dr Anak Agung Ayu Bulantrisna Djelantik, meninggalkan duka yang mendalam bagi orang-orang terdekatnya seperti Budayawan Bali Prof Dr I Made Bandem, dan Pegiat Seni Budaya Bali Melati Danes. Keduanya sangat mengenali almarhumah Ayu Bulantrisna. Semasa hidupnya, ia sangat konsen dan giat dalam pelestarian kesenian tari Bali, khususnya Tari Legong. Maestro berusia 74 tahun itu menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 01.30 Wita, Rabu (24/2/2021), di Rumah Sakit wilayah Jakarta.

Ia merupakan cucu raja terakhir dari Kerajaan Kabupaten Karangasem, Anak Agung Anglurah Djelantik.

Baca Juga: Sejarah 6 Pura di Tabanan yang Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya

Baca Juga: 4 Pesan Bijak Tetua Bali yang Tidak Boleh Kamu Lupakan

1. Ayu Bulantrisna pernah ikut misi Kepresidenan pada tahun 1965

Foto ketika mengikuti misi kesenian Kepresidenan Republik Indonesia (RI) ke Filipina, Korea Utara, Tiongkok hingga Jepang pada tahun 1965. AAA Bulantrisna nomor empat dari kanan depan. (Dok.IDN Times/Prof Dr Prof I Made Bandem)

Bandem mengenang bagaimana kebersamaannya dengan Bulantrisna. Keduanya merupakan teman sejak kecil, dan sama-sama seniman tari yang hidup dalam satu generasi. Keduanya bergabung bersama dalam Sekaa Gong Peliatan, Ubud, Kabupaten Gianyar.

"Saya dulu adalah anak angkat dari ayah beliau, jadi kami sudah seperti kakak beradik,. Kami seniman satu generasi, sempat sama-sama menjalankan misi kepresidenan untuk berkesenian pada dekade 1960an," ungkap Bandem ketika dihubungi IDN Times via WhatsApp, Rabu (24/2/2021).

Tahun 1962, keduanya berpartisipasi dalam pembukaan Asean Games di Jakarta yang menampilkan 1000 penari Pendet. Mereka juga ikut dalam misi Kepresidenan tahun 1964 ke Filipina, Korea Utara, Tiongkok, hingga Jepang pada tahun 1965.

"Beliau menari Legong keraton sebagai seorang Maestro. Sementara saya menari Kebyar Duduk dan Baris. Kami sering sama-sama menari Oleg Tamulilingan. Beliau jadi perempuan dan saya jadi laki-laki," kenang Bandem.

2. Bulantirsna masih aktif dalam pelestarian dan pembinaan seni tari Bali meskipun dalam keadaan sakit

Anak Agung Ayu Bulantrisna Djelantik ketika pentas untuk sang guru di Peliatan pada tahun 2007. (Dok.IDN Times/Prof Dr I Made Bandem)

Hal itu diungkapkan sendiri oleh Bandem. Bahkan Bulantrisna mendirikan sanggar tari yang diberi nama Bengkel Tari Ayu Bulan di Jakarta.

"Beliau memang sangat konsen dalam pelestarian dan pembinaan tari Bali di luar Bali. Bahkan terakhir beliau aktif menari sampai di San Francisco, Amerika. Beliau mengikuti jejak ayahnya, yang juga sangat konsen pengembangan dan pelestarian kesenian Bali," jelasnya.

Bandem mengaku sempat mengirim pesan WhatsApp (WA) ke Bulantrisna, untuk mengirimkan doa agar segera pulih, pada Selasa (23/2/2021). Namun pesan itu belum mendapat balasan.

"Baru kemarin saya kirim WA, karena ada suatu firasat. Saya kirimkan doa ke beliau agar segera sembuh. Namun pagi tadi kami ada kabar duka, jika beliau sudah berpulang."

3. Bulantrisna dan Bandem menggarap buku tentang Tarian Legong Keraton Bali

Memegang mikrofon-Budayawan Bali, Prof Dr Prof I Made Bandem. (Facebook.com/STIKOM.Bali)

Bulantrisna dan Bandem sedang menggarap buku tentang Tarian Legong Keraton Bali. Buku tersebut tengah disempurnakan, dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris agar sifatnya lebih internasional.

"Kami sebenarnya sedang menggarap buku bersama-sama dan beliau sebagai editornya. Tapi beliau sudah berpulang, dan semoga buku ini bisa kami rilis," harapnya.

Ia menilai, buku tersebut merupakan dedikasi dan persembahan terakhir Bulantrisna untuk diwariskan kepada generasi muda Bali ke depannya. Dirinya berharap buku itu segera diterbitkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan.

"Buku itu merupakan pengabdian dan persembahan terakhir beliau, dalam upayanya melestarikan dan mengembangkan kesenian tari di Bali. Tauladan dan sikap beliau dalam berkesenian, wajib diiteruskan ke generasi muda Bali."

Berita Terkini Lainnya