TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Buruh Panen Lokal di Bali Harus Dipekerjakan Kembali

Kalau di Bali, mereka menyebutnya sebagai Sekaa Manyi

Kelompok Sekaa Manyi di Tabanan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Tabanan, IDN Times - Sekaa Manyi atau kelompok pemanen Bali keberadaannya semakin langka. Karena banyak tenaga lokal yang beralih bekerja ke dunia pariwisata, terutama generasi muda. Keberadaan Sekaa Manyi kemudian digantikan oleh tenaga dari luar Bali, yang semakin memudarkan keberadaannya.

Namun di tengah pandemik COVID-19 dan adanya pembatasan pelaku perjalanan, membuat pendatang terutama tenaga buruh menjadi terbatas masuk Bali. Situasi ini jadi jsutru berpotensi untuk mengembangkan kembali Sekaa Manyi di Bali.

1. Meski langka, namun ada petani di Tabanan yang selalu menggunakan tenaga lokal jika ada panen

Petani di Desa Timpang, Gusti W Sukewahana yang selalu memakai tenaga Sekaa Manyi. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Petani di Desa Timpang, Kerambitan, Gusti W Sukewahana, selalu memakai tenaga panen dari Sekaa Manyi yang ada di desanya jika ada panen. Masing-masing Sekaa Manyi beranggotakan enam orang.

"Sekarang yang aktif ada dua kelompok. Satu di banjar Sambian Pengayehan dan satu di Banjar Sambian Pondok. Kalau di Desa Timpag jika mau panen memang mengutamakan tenaga lokal dulu. Kalau kurang, baru tenaga luar," ujar Sukewahana yang pernah menjabat sebagai Perbekel di Desa Timpag ini, Minggu (31/5).

2. Sejak ada pandemik COVID-19, tenaga panen dari luar mulai jarang terlihat

IDN Times/ Muchammad Haikal

Sukewahana melanjutkan, dari pemantauannya saat ini, ia jarang melihat ada tenaga panen dari luar. Ini kemungkinan banyak yang sedang mudik Lebaran atau pulang ke kampung halaman karena adanya pandemik COVID-19.

Di satu sisi, pemerintah sedang memberlakukan pembatasan pelaku perjalanan. Sehingga menyulitkan orang luar, utamanya tenaga buruh, masuk ke Bali. Karena itu, diprediksi panen raya di Tabanan yang akan dimulai dua bulan lagi akan kekurangan tenaga panen. Kurangnya tenaga panen ini bisa jadi peluang kembalinya Sekaa Manyi yang ada di Bali.

"Ini juga bisa menjadi peluang kerja ditengah pandemi COVID-19," ungkap Sukewahana.

Berita Terkini Lainnya