TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anak-anak di Tabanan Diajak Memungut Sampah Biar Bersosialisasi

Bisa ditiru juga nih idenya

Anak-anak rare resik Banjar Selabih Wanasari, Desa Selabih, Kecamatan Selemadeg Barat. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Tabanan, IDN Times - Anak-anak sampai sekarang menempuh pendidikan secara daring. Waktu bermain dan berinteraksi mereka bersama teman-teman sekolahnya semakin minim. Biar tetap bersosialisasi, anak-anak di lingkungan Banjar Selabih Wanasari, Desa Selabih, Kecamatan Selemadeg Barat membuat program bernama rare (Sebutan untuk anak-anak) resik (Bersih).

Wah, apa ya yang mereka lakukan?

Baca Juga: Merasa Iba, Para Pemuda di Tabanan Kasih Sembako ke Tukang Suun

1. Anak-anak menerapkan Lisa sambil bermain

Anak-anak rare resik sedang melakukan Lisa (lihat sampah ambil) sambil bermain (Dok.IDNTimes/Istimewa)

Menurut Pembina Rare Resik, Made Subagia, kegiatan rare resik ini digelar setiap hari Minggu. Anak-anak sambil bermain menerapkan Lisa (Lihat sampah ambil) di lingkungannya.

"Kegiatan ini digelar juga untuk mengisi waktu anak-anak saat pandemik. Terlebih mereka selama ini belajar daring. Sehingga sekaligus mengajak mereka bersosialisasi dengan teman-teman seusianya," ujar Subagia, Senin (2/8/2021).

Setiap hari Minggu, anak-anak di Banjar Selabih Wanasari akan memungut sampah yang mereka temukan di jalan, lalu dikumpulkan untuk dijual ke bank sampah.

2. Mereka rata-rata berhasil mengumpulkan 1 kilogram sampah anorganik

Anak-anak rare resik mengumpulkan sampah dan menjualnya di bank sampah. (Dok.IDN Times./Istimewa)

Subagia memaparkan, rata-rata sampah anorganik yang berhasil mereka kumpulkan sekitar 1 kilogram.

"Sampahnya campuran. Mulai dari botol bekas, bungkus snack, kantung plastik sampai bungkus permen. Kalau ditimbang rata-rata beratnya 1 kilogram," katanya.

Sampah-sampah ini dikumpulkan ke gudang sampah milik Subagia. Setelah banyak terkumpul, mereka lalu diajarkan untuk memilah sampah dan membersihkannya sampai layak jual di bank sampah setempat.

"Hasil penjualannya akan dibagi rata masing-masing anak dan mereka mempunyai buku tabungan untuk ini," jelas Subagia yang juga sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tabanan.

Berita Terkini Lainnya