TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Unik! 4 Macam Sapaan Bali Kepada Makhluk Gaib, Alam dan Binatang

Pulau Bali memang punya budaya yang sangat unik

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Rehuel ​Willy Aditama)

Bali memiliki banyak kearifan lokal yang hingga kini masih dipercaya dan dilakukan oleh masyarakatnya. Uniknya, di Bali ada ucapan khusus untuk menyapa makhluk gaib demi keselamatan masyarakat yang merapalkannya. Dalam peribahasa Bali disebut dengan sesapan.

Sesapan berasal dari kata sapa. Selain untuk memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesapan ini juga untuk menyapa mahluk makhluk gaib, alam, serta binatang sebagai bentuk saling menghargai keberadaannya masing-masing.

Biasanya sesapan akan menggunakan kata-kata yang sopan dan halus. Berikut empat sesapan Bali, yang dirangkum dari berbagai sumber tentang peribahasa Bali:

Baca Juga: 4 Pesan Bijak Tetua Bali yang Tidak Boleh Kamu Lupakan

1. Ketika ada hujan, guntur menggelegar, dan petir menyambar

Ilustrasi Suasana Hujan (IDN Times/Sukma Shakti)

Ketika ada hujan lebat disertai petir menggelegar dan menyambar, hal itu tentu memunculkan rasa takut bagi semua orang. Karena saking takutnya, tetua Bali zaman dulu mengucapkan sesapan seperti berikut:

Kaki-kaki Bentuyung, eda kasabanina tiang, tiang cucun kakine

Artinya:

Datuk-datuk Bentuyung, janganlah aku dikejutkan atau disambar. Aku adalah anak cucu datu. Bentuyung merujuk pada orang yang besar tinggi dan kuat (Penguasa alam).

Setelah mengucapkan sesapan tersebut, seseorang kemudian melontarkan atau melemparkan benda-benda dari bahan besi seperti pisau, parang, dan lainnya ke halaman rumah. Hal ini bertujuan agar ketika petir itu menyambar, benda-benda tersebut yang disambar.

Baca Juga: 6 Doa Memulai Aktivitas Menurut Agama Hindu Bali

2. Ketika seorang bayi akan diajak bepergian

Foto hanya ilustrasi. (pexels.com/pixabay)

Sebelum diajak bepergian, orangtua akan memanjatkan doa kepada Dewa Brahma untuk memohon perlindungan terhadap anaknya. Orangtua atau keluarga si bayi akan mencari arang, lalu diusapkan ke bagian dahi atau belakang daun telinganya. Ketika hendak mengusapkan arang, harus mengucapkan sesapan sepert ini:

Ratu Bhatara Brahma titian nunas pasikepan mangda rahayu raren titiange ring margi.

 Artinya:

Ratu Bhatara Brahma, hamba memohon senjata supaya bayi hamba selamat dalam perjalanan.

Selain arang, ada juga yang memakai daun dadap yang dipotong di bagian pucuknya. Potongan pucuk daun dadap itu lalu ditempelkan ke daun telinga si bayi. Begini sesapannya:

Ih kayu sakti, tiang nunas sikepan apang rahayu tiang memargi.

Artinya:

Hai pohon sakti, kami mohon senjata supaya kami selamat saat bepergian.

3. Ketika sedang mengobrol lalu mendengar suara cicak

Pixabay/jeh6

Menurut kepercayaan masyarakat Bali, suara cicak yang berbunyi ketika sedang mengobrol menandakan bahwa orang itu berkata jujur apa adanya. Cicak dianggap sebagai utusan Sanghyang Saraswati. Pada saat seseorang berbicara lalu diikuti suara cicak, maka mengucapkan sesapan:

Kasinggihan Jero Sedahan Saraswati.

Artinya:

Dibenarkan oleh Sanghyang Saraswati.

Berita Terkini Lainnya