TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pura Sakenan di Bali Larang Umat Hindu Pakai Kantong Plastik

Patut ditiru oleh Pura lainnya nih

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Sampah plastik memang jadi masalah besar yang dialami tak hanya oleh masyarakat di Indonesia saja, tetapi juga dunia. Perlu kebijakan dari pemerintah masing-masing untuk menanggulangi hal ini. Kebijakan tidak akan berhasil tanpa implementasi di lapangan, begitu juga harus didukung dengan kesadaran masyarakat.

Setelah ada Peraturan Wali Kota (Perwali) Denpasar Nomor 38 Tahun 2018 Tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik, Pura Sakenan di Desa Serangan, Denpasar Selatan, yang tengah menggelar upacara besar selama tujuh hari, mulai dari 3–10 Agustus 2019 melakukan gebrakan untuk penanggulangan sampah plastik.

Yakni menyiagakan lebih dari 10 pecalang (Petugas keamanan di Desa Adat) untuk mengedukasi masyarakat yang akan bersembahyang untuk tidak lagi memakai plastik. Setiap umat Hindu yang datang, terlebih dahulu diarahkan untuk melepas sendiri kantong plastik yang digunakan sebagai pembungkus upakara.

Baca Juga: Peneliti: 33 Ribu Ton/Tahun Sampah Plastik di Bali Terbuang ke Laut

1. Upacara kali ini digelar cukup besar. Diperkirakan umat Hindu yang datang dan membawa bungkus plastik cukup banyak

IDN Times/Irma Yudistirani

Panitia upacara di Pura Sakenan, Ida Bagus Gede Pidada menjelaskan, upacara yang digelar kali ini tergolong besar. Karena upacara kali ini bertepatan dengan upacara yang digelar 10 tahun sekali, yang dinamakan Dasa Warsa Karya, Pujawali Padudusan Agung Pengratep Karya. Karya setiap 10 tahun sekali ini memiliki makna untuk menyucikan kembali alam semesta utamanya di wilayah Kota Denpasar, yang selama 10 tahun telah banyak terjadi berbagai peristiwa.

Karena upacaranya cukup besar, masalah plastik tentu menjadi satu fokus utama bagi panitia. Mengingat umat Hindu yang datang tidak hanya dari Bali, melainkan umat Hindu seluruh Nusantara. Diperkirakan masih banyak umat Hindu yang membawa pembungkus banten dan canang menggunakan plastik, serta belum memahami Perwali Denpasar tentang tentang pengurangan penggunaan kantong plastik.

“Upacara kali ini sangat rentan dengan sampah plastik yang dipakai sebagai pembungkus canang dan banten oleh pamedek. Dari pujawali enam bulan lalu kami sudah imbau agar tidak pakai plastik. Sekarang memang masih lumayan yang menggunakan plastik, tapi perlahan mulai ada penekanan volume dibanding upacara enam bulan lalu,” ujar Pidada.

2. Arahan melepas pembungkus plastik dilakukan di pintu masuk utama Pura Sakenan

IDN Times/Irma Yudistirani

Ada sekitar 15 pecalang berjaga di depan pintu utama Pura Sakenan. Setiap umat yang hendak memasuki pura terlebih dahulu diedukasi agar tidak membawa plastik ke pura. Pecalang menyapa dengan ramah para umat sebelum diarahkan melepas sendiri plastik yang dibawa.

Salah satu anggota Parum Pecalang Kota Denpasar yang bertugas di depan Pura Sakenan, I Gusti Putu Sutarja, optimis jika kesadaran masyarakat untuk tidak lagi membawa pembungkus plastik dari rumah akan pelan-pelan terbangun. Memang diakuinya, untuk menyadarkan masyarakat membutuhkan waktu dan juga pengawasan.

“Dengan adanya sosialisasi seperti ini, semoga masyarakat pelan-pelan menyadari bahwa ke pura tidak boleh lagi pakai kantong plastik. Kalau memang mau bawa canang kan ada tempatnya seperti bokor atau tempat lainnya,” kata Sutarja yang juga sebagai Ketua Pecalang Desa Adat Renon ini.

Lanjutnya, arahan melepas plastik sebelum ke pura ini akan dilakukan selama 24 jam non-stop selama tujuh hari hingga upacara berakhir. Dengan adanya sosialisasi di hari pertama, yang juga telah disosialisasikan lewat media massa, masyarakat yang akan datang pada hari-hari berikutnya diharapkan tidak lagi membawa pembugkus plastik.

3. Umat mendukung kebijakan melepas pembungkus plastik sebelum masuk pura

IDN Times/Irma Yudistirani

Seorang umat Hindu asal Banyuwangi, Jawa Timur, Andi, yang akan masuk ke Pura Sakenan, harus melepas pembungkus plastik yang dibawanya dari rumah. Andi kala itu cukup kerepotan membawa canang cukup banyak setelah plastiknya dilepas. Meski demikian, Andi menganggap hal ini positif untuk menekan volume sampah berceceran di pura.

“Kaget sih tiba-tiba disuruh melepas plastik. Tapi saya rasa memang harus demikian, agar pura tetap nyaman untuk dipakai sembahyang. Bebas dari plastik,” katanya.

Baca Juga: Jadwal Odalan Umat Hindu di Pura Bulan Agustus 2019

Berita Terkini Lainnya