TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 PR Orangtua dalam Mendidik Anak Menurut Sri Krishna

Jadi orangtua yang baik ternyata berat ya

Educatingmatters.co.uk

Kisah Mahabharata tak pernah lekang oleh zaman. Pertempuran saudara sepupu Dinasti Kuru, yakni Pandawa dan Kurawa, menyisakan banyak wejangan tentang kehidupan. Tidak saja soal bagaimana menjalani hidup, tetapi juga bagaimana mendidik anak agar karakternya menjadi baik dan tangguh.

Ada beberapa contoh hubungan antara anak dan orangtua yang terselip dalam epos Mahabharata. Seperti Raja Destrarasta yang tidak bisa menolak keinginan anaknya secara tegas, yakni Duryodana dan para Kurawa, meskipun sang raja tahu kelakuan sang anak tidak benar dan tidak patut.

Ada juga Guru Drona yang juga begitu terikat dengan anaknya, Aswatama. Bahkan Guru Drona meninggalkan semua pengetahuan kebenarannya dan bergabung memperkuat pasukan Kurawa dalam perang Bharatayudha, karena Aswatama berteman baik dengan Duryodana.

Ada juga Raja Drupada yang justru menanamkan kebencian pada sang anak, Srikandi, dan Drestadyumna untuk tujuan balas dendam, yakni membunuh Bhisma dan Guru Drona. Bagaimana cara mendidik anak yang baik? Sikap apa saja perlu dihindari orangtua dalam membentuk karakter anak? Berikut wejangannya:

Baca Juga: 4 Cara Menjalani Hidup Menurut Sri Krishna, Segeralah Beradaptasi!

1. Jangan terlalu khawatir dengan masa depan anak. Justru khawatirlah jika tidak bisa mengembangkan karakter baik dalam diri anak

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Tidak ada yang lebih berharga daripada memikirkan masa depan anak-anak. Orangtua akan mencoba memenuhi kehidupan anak-anaknya dengan kebahagiaan. Namun ada tugas yang lebih penting bagi semua orangtua, yakni menanamkan nilai kehidupan yang baik. Kebanyakan dalam proses menjamin masa depan, orangtua lupa untuk meningkatkan karakter anak-anak mereka.

Orangtua yang terlalu khawatir dengan masa depan anak-anak, tidak akan mendapatkan keuntungan apapun dari mereka. Tetapi orangtua yang tidak khawatir dengan masa depan mereka, namun lebih mengembangkan karakter anak-anaknya, maka seluruh dunia akan memuji anak mereka.

Baca Juga: 4 Wejangan Sri Krishna Tentang Cinta Buta Pada Anak

2. Ajari anak berjuang agar tidak ketergantungan pada orangtua

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Anak yang menggantungkan diri pada orangtua, maka tidak akan bisa mandiri. Anak akan terus ketergantungan dengan orangtuanya.

Ajarilah anak berjuang untuk mendapatkan sesuatu dengan cara yang benar. Dalam usaha untuk mencerahkan masa depan anak, perindah karakternya dan tanamkan nilai-nilai kebaikan. Jangan mengajarkan keserakahan, ketakutan, dan ketamakan dalam meraih sesuatu.

3. Jangan berikan cinta buta. Ajarkan anak untuk bersyukur bahwa apa yang dimiliki adalah pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa

ilustrasi mendengarkan nasihat (pexels.com/Anete Lusina)

Seorang anak mungkin saja manja dan ingin seluruh kemauannya dipenuhi oleh orangtua. Namun orangtua juga harus memiliki kontrol diri dalam memenuhi keinginannya. Jangan justru teperdaya oleh keinginan anak sendiri. Apalagi keinginannya sudah jelas-jelas menyimpang dari kebenaran. Jangan memberikan cinta buta kepada anak.

Di mana ada cinta, di sana tidak ada cinta buta. Cinta lahir dari kasih sayang, sedangkan cinta buta lahir dari kesombongan. Cinta mengatakan, bahwa anak akan mendapatkan semua kebahagiaan dunia dari Yang Maha Kuasa. Sedangkan cinta buta mengatakan, bahwa orangtualah yang akan memberikan semua kebahagiaan kepada anaknya. Cinta memberikan kebebasan, sedangkan cinta buta mengikat seseorang.

Berita Terkini Lainnya