Kenapa Orang Indonesia Suka Komentari Penampilan seseorang?

Kalimat basi basi seperti “Eh, kamu kok gemukan sekarang?” atau “Kurus banget, kamu sakit ya?” udah menjadi sapaan sehari-hari yang terkesan wajib ada di setiap obrolan. Dianggap wajar, padahal kini topik kayak gitu bisa menyentuh isu sensitif dan bikin gak nyaman orang yang mendengarnya. Fenomena komentar fisik ini seolah sudah jadi budaya yang mengakar kuat di masyarakat kita. Yuk cari tahu kenapa komentar fisik ini jadi kebiasaan orang Indonesia, dilansir dari Verywellmind.com dan pengalaman pribadi penulis.
1. Budaya basa-basi yang Wajib Ada

Dalam budaya Indonesia, ngobrol dianggap sebagai bentuk sopan santun dan keakraban yang harus dijaga. Sayangnya, saat obrolan mulai kehabisan topik, seseorang dengan mudah berkomentar soal penampilan karena fisik merupakan hal yang paling cepat ditangkap indra visual.
Kalimat bas-abasi dari “Kelihatan kurusan” sampai “Kok jadi chubby?”, semua dilontarkan tanpa memikirkan dampak bagi lawan bicara. Hal terburuknya ketika disampaikan di depan banyak orang bisa memperparah overthinking dan minder.
2. Penampilan dianggap cerminan kondisi hidup

Perubahan fisik sebenarnya gak berkaitan langsung dengan kondisi hidup seseorang. Tapi masih banyak yang percaya bahwa tubuh kurus artinya stres, sakit, atau habis putus cinta. Sebaliknya, tubuh gemuk dianggap bahagia, terlalu santai, atau gak menjaga pola hidup sehat. Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan seseorang berasumsi baik atau buruknya hidup orang lain berdasarkan sudut pandangnya sendiri.
3. Kurangnya edukasi soal body positivity

Walaupun kampanye tentang body positivity makin sering digaungkan, komentar tentang tubuh masih banyak dilontarkan yang tanpa sadar dapat melukai perasaan seseorang. Ini menandakan bahwa belum semua orang memahami pentingnya menghargai tubuh dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Kurangnya edukasi tentang body positivy bikin masyarakat cenderung menilai penampilan berdasarkan standar lama, yang jika badan kurus dianggap ideal, sementara yang berisi dianggap perlu dibenahi. Padahal, setiap tubuh punya cerita dan kondisi yang gak bisa disamaratakan begitu aja.
4. Komentar fisik dianggap perhatian

Kalimat-kalimat seperti “Kamu kok kurusan? Capek ya?” dianggap banyak orang Indonesia sebagai bentuk kepedulian lewat pertanyaan yang menyinggung fisik seseorang. Mungkin niatnya memang baik, namun sering kali justru bikin seseorang merasa dinilai dari penampilannya saja yang kemudian dapat menyakiti hatinya.
Orang Indonesia perlu belajar cara mengekspresikan perhatian tanpa menyentuh ranah fisik. Ini bisa jadi langkah kecil yang berdampak besar untuk menciptakan komunikasi yang lebih sehat.
Mengomentari penampilan mungkin terasa biasa aja bagi sebagian orang, tapi bisa jadi luka yang diam-diam tumbuh bagi yang mendengarnya. Di era yang semakin terbuka dan sadar akan kesehatan mental, penting buat kita semua untuk belajar menyaring ucapan. Ingat, perhatian nggak hanya bisa ditunjukkan lewat komentar fisik.