Dalam dunia yang fana ini, semua orang pasti pernah merasakan cinta. Hal itu yang dapat
menggerakkan jiwa setiap orang dan membuatnya tidak takut menghadapi penderitaan. Cinta juga tak terbatas pada seseorang, rasa itu dimiliki manusia pada alam, flora dan fauna, suatu peristiwa, atau Tuhan Yang Maha Esa.
Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia, karena cinta membangkitkan semangat yang hukum-hukum kemanusiaan dan gejala alami pun tak bisa mengubah perjalanannya.
Kutipan di atas mungkin sudah tak asing bagi penggemar sastra yang membaca buku karya Kahlil Gibran. Penyair masyhur asal Lebanon itu banyak mengangkat persoalan cinta, perempuan, polemik sosial, dan penderitaan hidup dalam buku-bukunya. Berikut beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari novelnya yang terkenal, Sayap-Sayap Patah: