Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi konseling (pexels.com/SHVETS production)

Menyarankan seseorang untuk mencoba terapi bisa jadi hal yang sensitif. Terlebih jika orang tersebut adalah orang tersayang yang terlihat sedang mengalami kesulitan. Sayangnya, gak semua orang mudah menerima ide terapi, ada banyak stigma dan ketakutan yang masih melekat terkait hal ini.

Menurut Dr Gail Saltz, seorang psikiater dan profesor asosiasi klinis di New York Presbyterian Hospital dan Weill-Cornell Medical College, “Sering kali ada stigma internal tentang terapi, dan orang-orang tidak ingin pergi karena alasan itu.” Terutama pada generasi yang lebih tua atau pria, terapi sering dianggap sebagai tanda kelemahan. Namun kalau didekati dengan tepat, kamu bisa membantu mereka membuka diri dan melihat manfaat dari terapi.

Berikut adalah empat cara bijak yang bisa kamu lakukan untuk membantu orang terdekatmu mempertimbangkan terapi, sekaligus memahami keberatan mereka.

1. Pahami alasan mereka untuk gak pergi

ilustrasi teman suportif (pexels.com/MART PRODUCTION)

Sebelum membujuk mereka untuk mencoba terapi, penting untuk memahami alasan di balik ketidakinginan mereka. Menurut Jody Thomas PhD, seorang psikolog klinis, alasan pribadi ini bisa sangat beragam. Beberapa orang mungkin merasa bahwa pergi ke terapi adalah tanda kegagalan pribadi, seolah-olah gak bisa mengatasi masalah sendiri. Dalam hal ini, kamu bisa menjelaskan bahwa pergi ke terapi bukan berarti mereka lemah, melainkan bahwa setiap orang bisa diuntungkan dengan bantuan profesional.

Bagi mereka yang enggan karena takut dihakimi, kamu bisa meyakinkan bahwa terapis adalah orang yang netral dan gak memiliki niat untuk menghakimi, melainkan membantu menemukan solusi. Dengan pemahaman ini, kamu bisa lebih bijak dalam menyampaikan ajakan tanpa membuat mereka merasa terpojok.

2. Pilih waktu yang tepat dan gunakan pendekatan yang gak menyudutkan

ilustrasi pasangan ngobrol (pexels.com/John Diez)

Pemilihan waktu sangat penting saat membicarakan terapi. Sebaiknya hindari membawa topik ini di saat situasi sedang tegang atau saat sedang ada konflik. Menurut Dr Thomas, penting untuk menemukan waktu yang tenang dan kondusif, sehingga mereka gak merasa diserang atau dipaksa.

Misalnya, kamu bisa memulai percakapan dengan kalimat “Aku khawatir melihat kamu tampak stres akhir-akhir ini, dan aku ingin kamu tahu bahwa aku di sini untuk mendukungmu,” alih-alih langsung menyuruh mereka ke terapi. Dengan menggunakan “aku” sebagai subjek pembicaraan, mereka akan lebih terbuka untuk mendengarkan. Sebisa mungkin, hindari mengkritik atau membuat mereka merasa bahwa kamu menyalahkan mereka, ya.

3. Tekankan bahwa mencari bantuan adalah hal yang umum

ilustrasi memeluk teman (pexels.com/Monstera Production)

Kamu juga bisa membantu mereka memahami bahwa terapi bukanlah sesuatu yang asing. Mengutip Dr Saltz, "Otak kita seperti organ lain. Kondisi emosional kita adalah hasil dari sirkuit dan neurotransmitter." Artinya, sama seperti kita membutuhkan dokter untuk mengatasi masalah fisik, kita juga membutuhkan bantuan profesional untuk masalah mental.

Kamu bisa memberikan contoh bahwa banyak orang, dari segala latar belakang, telah merasakan manfaat dari terapi. Lebih dari setengah orang Amerika pernah didiagnosis dengan kondisi mental pada suatu titik dalam hidup mereka. Jadi, ini bukanlah sesuatu yang ‘aneh’ atau ‘memalukan,’ melainkan langkah wajar untuk kesehatan diri.

4. Bantu mereka menemukan terapis yang tepat

ilustrasi konseling (pexels.com/cottonbro studio)

Membantu orang yang kita sayangi mempertimbangkan terapi gak hanya berhenti pada membujuk mereka, tapi juga membantu mencari terapis yang cocok. Menurut Dr Saltz, hambatan terbesar dalam mencari terapi adalah kebingungan untuk menemukan orang yang tepat, apalagi jika sudah pernah memiliki pengalaman buruk sebelumnya.

Kamu bisa menawarkan diri untuk membantu mencari informasi, memeriksa jadwal, atau bahkan ikut menemani di sesi pertama jika mereka merasa canggung. Selain itu, kalau biaya menjadi kendala, coba cari tahu apakah ada program pelatihan psikologi di kampus terdekat yang mungkin menawarkan layanan terapi dengan harga yang lebih terjangkau. Dengan begini, kamu bisa membuat mereka merasa lebih didukung dan gak sendirian dalam prosesnya.

Menyarankan terapi pada orang tersayang memang membutuhkan pendekatan yang lembut dan penuh pengertian. Memahami alasan mereka, menggunakan kata-kata yang gak menyudutkan, serta memberikan dukungan praktis adalah langkah-langkah kecil yang bisa berdampak besar.

Pada akhirnya, keputusan tetap ada di tangan mereka, namun dengan pendekatan yang tepat, mereka mungkin akan lebih terbuka untuk mencoba. Ingatlah bahwa terapi bisa menjadi langkah penting menuju kesejahteraan yang lebih baik, baik untuk mereka maupun hubungan kalian secara keseluruhan.

Editorial Team