ilustrasi perempuan (pexels.com/Ike louie Natividad)
Hayo, siapa yang sampai hari ini masih sering menghindari perasaannya sendiri? Apalagi, bila perasaan itu negatif dan memberi banyak rasa tidak nyaman. Seperti, rasa kesal, marah, sedih, gelisah. Ketika perasaan seperti ini datang, kamu memilih untuk “kabur” dengan mencari kesibukan atau aktivitas lain sebagai pengalihan. Padahal, perasaan itu normal, lho.
Semua emosi ada untuk dirasakan, dan masalah ada untuk dihadapi. Dengan menghindar, kamu sama saja menumpuk masalah baru. Bagaimana bisa bertumbuh kalau kamu sendiri masih lari-lari dari masalah?
Jangan fokus pada perasaannya, fokuslah pada akar masalahnya. Dengan begitu kamu akan belajar untuk menemukan penyelesaian yang tepat, sesuai dengan situasi yang kamu hadapi sekarang.
Masa lalu memang tidak selamanya menyenangkan. Tapi jangan sampai hidupmu dikendalikan seluruhnya oleh peristiwa buruk yang pernah kamu alami. Apalagi, sampai membentuk pola pikirmu menjadi toksik seperti contoh di atas. Kamu berharga dan kamu layak dicinta, ingat itu baik-baik.