10 Makna Tersirat Lagu Anak-anak Made Cenik Asli Bali, Penuh Inspirasi

Tembang atau lagu "Made Cenik" tentu tidak asing bagi anak-anak di Bali era tahun 1990-an. Penggalan setiap lirik serta nada lagunya terdengar unik dan lucu. Sehingga mudah dihapal dan kerap sebagai tembang pengantar tidur.
Hanya saja jika ditelisik lebih dalam, lagu yang diwariskan secara turun menurun oleh masyarakat Bali ini mengandung nilai filosofis dalam setiap liriknya. Makna di setiap penggalan lirik tersebut bisa menjadi bekal dan bahan renungan, bagi generasi muda di Bali untuk menjalani kehidupan sosialnya.
Berikut ini lirik lagu Made Cenik:
Made Cenik lilig motor dibi sanja, lilig motor dibi sanja
Motor Badung ke Gianyar, motor Badung ke Gianyar
Gedebege muat batu, batu China
Bais lantang cunguh barak, bais lantang cunguh barak
Mangumbar umbar i codet, mangumbar umbar i codet.
I Codet matulupan
Jangkak jongkok, manyaru menyongcong jangkrik, manyaru menyongcong Jangkrik
Jangkrik kawi nilotama, jangkrik kawi nilotama
Nilotama tunjung biru tunjung biru
Tunjung biru, margi iratu mesiram, margi iratu mesiram
Masiram saling enggokin, masiram saling enggokin
Tepuk api dong ceburin.
1. Masyarakat Bali diibaratkan sebagai Made Cenik
Made Cenik lilig motor dibi sanja, lilig motor dibi sanja.
Artinya si Made Cenik yang terlindas oleh kendaraan saat senja.
Makna dalam penggalan lirik tersebut mengisahkan Made Cenik, yang terlindas oleh perkembangan zaman. Atau dalam artian, mayoritas masyarakat Bali sekarang ini hanya bisa diam dan menjadi penonton dari perkembangan zaman.
Sebagai masyarakat Bali yang hidup di zaman sekarang, diharapkan tidak seperti Made Cenik. Cenik artinya kecil. Apabila kita selalu menganggap diri kita kecil (Tidak mampu, tidak berdaya, tidak mau membangun diri, tidak produktif, dan tidak berpikir positif), maka orang yang menjadi Made Cenik akan terlindas oleh perkembangan zaman (Lilig motor).