Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Berbahaya! 5 Tanda Kamu Marah ke Anak karena Pelampiasan Emosi

ilustrasi ayah menegur anaknya (pexels.com/August de Richelieu)

Mengasuh anak memang tidak mudah ya, terutama untuk balita. Sebagai orangtua, sebaiknya memang mampu menahan diri dari segala emosi negatif. Saat marah ke anak, sangat mungkin terjadi pelampiasan emosi. Sementara dampaknya sangat berbahaya bagi perkembangan otak anak dan tindakan itu sama sekali tidak mendidik. 

Sebaiknya orangtua belajar mengenali tanda-tanda marah ke anak yang ternyata hanya sekadar melampiaskan emosi. Mengapa ini penting? Karena agar anak tidak menjadi korban pelampiasan ini. Simak yuk di bawah ini tanda-tanda kamu marah ke anak hanya karena pelampiasan emosi:

1. Kebencian pada tatapan mata

ilustrasi pria membuka kacamata (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jika rasa benci mulai menghinggapi mata dan hati, tandanya kamu marah untuk melampiaskan emosi negatifmu. Tentu tidak pantas seorang anak mendapatkan tatapan seperti itu. 

Berhentilah sejenak agar emosi negatif itu mereda. Biasanya, logika kita punya ruang untuk mengambil alih di jeda waktu tersebut sehingga kemarahan tak jadi meluap.

2. Nada suara tiba-tiba meninggi

ilustrasi pria berambut keriting marah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Marah yang bersifat mendidik biasanya tak memerlukan nada suara yang tinggi. Berbeda dengan marah karena ingin melampiaskan emosi.

Nada suara akan meningkat tajam, hingga anak, bahkan diri kita sendiri, kaget mendengarnya. Bukan hanya kaget, setelah itu ada sesuatu yang keras seperti menghantam hati secara tiba-tiba. 

3. Marah tepat setelah hati disakiti

ilustrasi pria marah di telepon (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Orangtua marah ke anak biasanya karena pemicu tertentu seperti anak rewel, melakukan hal membahayakan, dan abai dengan teguran. Pada usia seperti itu, balita memang sedang pada masa-masa aktif bergerak dan sulit memahami perintah, terlebih jika tak diajak bicara dari mata ke mata. 

Apalagi orangtua yang berhadapan dengan banyak persoalan di dunia kerja. Saat ada hal yang menyakiti dan menjengkelkan di tempat kerja, kemudian di saat bersamaan anak sedang rewel, anak pun menjadi objek pelampiasan emosi. 

4. Menggunakan tindak kekerasan fisik

ilustrasi pria siap memukul (pexels.com/RODNAE Productions)

Pelampiasan emosi tak hanya berupa nada suara tinggi yang mengandung kemarahan. Tapi, juga bisa berbentuk kekerasan fisik seperti mencubit, memukul, menampar, hingga mendorong anak sampai terjatuh. 

Apapun bentuknya, balita tak layak disakiti secara fisik. Bagaimanapun akal balita masih belum terbentuk sempurna dan mereka tak bisa membela diri. 

5. Mengucapkan makian atau kata-kata kasar

ilustrasi wanita berteriak sekuat tenaga (pexels.com/Liza Summer)

Bukan hanya kekerasan fisik yang menyakitkan tubuh dan jiwa, kekerasan verbal pun ada potensi demikian. Makian, umpatan, dan kata-kata kasar yang disertai dengan nada tajam, menusuk dan tinggi sangat menyakitkan hati pendengar. 

Begitu juga dengan balita yang sering mendengar emosi berupa kata-kata kasar yang ditujukan padanya, hatinya juga bisa merasakan sesak. Hanya saja, anak-anak belum paham cara mengungkapkannya. 

Itulah tanda-tanda orangtua marah ke anak hanya karena pelampiasan emosi. Segera kendalikan emosi kamu ya agar tidak merugikan anak. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ni Ketut Sudiani
EditorNi Ketut Sudiani
Follow Us