Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tanaman terlalu besar (istockphoto.com/Ольга Симонова)
ilustrasi tanaman terlalu besar (istockphoto.com/Ольга Симонова)

Merawat tanaman hias di rumah memang memberikan kepuasan tersendiri; melihat mereka tumbuh subur bisa jadi pelepas penat. Namun, sering kali kita hanya fokus pada penyiraman dan pencahayaan, padahal ada satu hal krusial yang menentukan hidup-matinya tanaman. Tanpa ‘rumah’ yang pas, semua perawatanmu bisa jadi sia-sia dan si hijau kesayangan malah merana.

Kesehatan tanaman sangat bergantung pada kondisi akarnya, dan ukuran pot memegang peranan vital dalam hal ini. Dilansir Perfect Houseplants, memilih ukuran pot yang tepat bahkan bisa meningkatkan pertumbuhan tanaman hingga 40%. Lantas, bagaimana cara kita tahu kapan waktu yang tepat untuk melakukan repotting? Yuk, kenali empat sinyal darurat yang dikirimkan tanamanmu saat ia butuh pindah ke pot yang lebih besar!

1. Akar mulai ‘kabur’ dari pot

ilustrasi akar keluar pot (istockphoto.com/Vera_Petrunina)

Ini adalah tanda paling jelas dan tidak bisa dibantah bahwa tanamanmu sudah sangat tidak nyaman di potnya. Coba intip bagian bawah pot; jika kamu melihat akar-akar kecil menyembul keluar dari lubang drainase, itu adalah teriakan minta tolong. Akar tersebut secara harfiah sedang berusaha mencari ruang baru untuk tumbuh dan menyerap nutrisi.

Kondisi ini dikenal dengan sebutan root-bound, di mana akar telah memenuhi seluruh ruang yang tersedia di dalam pot. Akibatnya, akar menjadi kusut, terhimpit, dan tidak lagi bisa menyerap air serta nutrisi secara efektif. Ini adalah masalah serius yang bisa menghambat pertumbuhan tanaman secara keseluruhan jika terus diabaikan.

Dalam kasus yang lebih ekstrem, kamu mungkin akan melihat tanamannya terdorong ke atas, seolah-olah mau keluar dari pot. Fenomena ini terjadi karena massa akar yang begitu padat sudah tidak punya tempat lagi selain mendorong seluruh bagian tanaman ke atas. Jika sudah begini, jangan tunda lagi untuk segera memberinya rumah baru yang lebih lapang.

2. Pertumbuhan mendadak jadi lambat atau kerdil

ilustrasi tanaman kerdil layu (istockphoto.com/Casarsa)

Kamu merasa sudah memberikan perawatan terbaik: air cukup, sinar matahari pas, bahkan sesekali diberi pupuk. Anehnya, tanamanmu seolah berhenti tumbuh; tidak ada daun baru yang muncul atau kalaupun ada, ukurannya jauh lebih kecil dari biasanya. Jika ini terjadi, kemungkinan besar biang keroknya adalah pot yang sudah terlalu sempit.

Saat akar terperangkap dalam ruang terbatas, kemampuannya untuk menyerap nutrisi dari tanah akan menurun drastis. Bayangkan saja mencoba memberi makan satu keluarga besar hanya dengan satu sendok teh; mustahil, bukan? Begitulah nasib tanamanmu saat akarnya tidak bisa lagi berkembang untuk mencari ‘makanan’.

Selain pertumbuhan yang kerdil, perhatikan juga warna daunnya, terutama daun-daun di bagian bawah. Jika daun-daun tersebut mulai menguning padahal kamu tidak merasa kelebihan air, itu bisa menjadi gejala klorosis. Ini adalah tanda kekurangan nutrisi yang disebabkan oleh akar yang sudah tidak berfungsi optimal.

3. Tanah jadi super cepat kering

ilustrasi tanah pot kering (istockphoto.com/Viktoriya Telminova)

Pernahkah kamu merasa baru kemarin menyiram tanaman, tapi hari ini tanahnya sudah kering kerontang? Atau saat disiram, air langsung mengalir keluar dari lubang drainase tanpa sempat meresap? Ini bukan berarti tanamanmu super haus, melainkan sebuah pertanda bahwa ruang di dalam pot sudah habis.

Ketika pot sudah dipenuhi oleh akar, hanya tersisa sedikit sekali media tanam untuk menahan air. Akibatnya, setiap kali kamu menyiram, tidak banyak air yang bisa disimpan di dalam pot untuk kebutuhan tanaman. Air hanya akan lewat begitu saja, membuat tanaman lebih cepat dehidrasi dan stres.

Kondisi ini juga bisa menyebabkan pemadatan tanah seiring berjalannya waktu. Media tanam yang sudah tua dan penuh sesak oleh akar akan kehilangan struktur gemburnya. Akibatnya, drainase menjadi buruk dan aerasi untuk akar pun terganggu, yang sama-sama berbahaya bagi kesehatan tanaman.

4. Tanaman jadi gampang goyang dan terguling

ilustrasi tanaman terlalu besar (istockphoto.com/Ольга Симонова)

Coba perhatikan proporsi antara tanaman dengan potnya; apakah terlihat seimbang? Jika tanamanmu terlihat jauh lebih besar dan rimbun dibandingkan ukuran potnya, ia berada dalam bahaya. Kondisi ‘berat di atas’ ini membuatnya sangat tidak stabil dan rentan terguling.

Kestabilan tanaman sangat bergantung pada fondasi yang kuat dari sistem perakaran di dalam pot yang memadai. Ketika bagian atas tumbuh subur sementara bagian bawahnya tetap terkurung dalam pot kecil, keseimbangan akan terganggu. Sedikit senggolan atau tiupan angin saja bisa membuatnya roboh dan berisiko patah.

Masalah ini bukan sekadar soal estetika, melainkan soal keselamatan dan keberlanjutan hidup tanamanmu. Memberinya pot yang lebih besar dan seimbang akan memberikan jangkar yang kokoh untuk menopang pertumbuhannya di masa depan. Anggap saja kamu sedang membangun fondasi yang lebih kuat untuk rumahnya.

Merawat tanaman memang butuh sedikit kepekaan untuk bisa membaca ‘bahasa’ mereka. Dengan mengenali tanda-tanda ini, kamu bisa memastikan teman hijaumu selalu bahagia dan tumbuh subur di rumahnya. Nah, dari empat sinyal di atas, mana yang sedang kamu lihat di tanamanmu sekarang?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team