Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak marah (unsplash.com/@timothyeberly)

Orangtua memiliki harapan besar terhadap anak-anaknya agar tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berkarakter positif. Namun kenyataannya tak selalu demikian. Terkadang ada saja sifat anak yang membuat orangtua mudah merasa marah, satu di antaranya berbicara kasar.

Kebiasaan berbicara kasar ini cukup sulit dihilangkan karena dilakukan secara spontan. Orangtua harus mampu mengetahui cara mengatasinya. Namun sebelum itu, tentu memahami dulu beberapa penyebab anak berbicara kasar berikut ini.

1. Melihat melalui ponsel atau televisi

ilustrasi anak bermain ponsel (unsplash.com/@lzzbest)

Kecanggihan teknologi membuat anak mudah mengakses segalanya. Bahkan anak dapat mengakses internet hanya menggunakan ponsel pintar miliknya, atau dengan menonton tayangan melalui televisi.

Kenyataannya, keberadaan televisi dan ponsel tak selalu berdampak positif. Tak sedikit sumber permasalahan justru berakar dari situ, satu di antaranya paparan negatif yang membuat anak mudah berbicara kasar, sebab melihatnya melalui ponsel atau televisi.

2. Mendengar dari sekitarnya

ilustrasi menasehati anak (pexels.com/@gabby-k)

Anak-anak termasuk ke dalam kategori yang andal dalam memerhatikan segala hal di sekitarnya. Bahkan tak jarang anak dapat meniru apa yang diucapkan oleh orang-orang di sekelilingnya.

Itulah mengapa lingkungan terdekat anak juga harus turut menjaga gaya bahasanya. Jangan sampai berbicara yang sekiranya justru dapat dicontoh oleh anak.

3. Mencontoh orangtuanya

ilustrasi menasehati anak (pexels.com/@ketut-subiyanto)

Tak hanya melalui orang-orang di sekitarnya, orangtua sebagai dua sosok terdekat yang juga memengaruhi anak. Orangtua harus secara sigap menjadi contoh baik yang dapat ditiru anak, termasuk dalam berbicara.

Anak-anak akan mudah mencontoh gaya berbicara orangtua, bahkan jika hal tersebut termasuk sesuatu yang buruk. Oleh sebab itu, orangtua harus ekstra bijak dalam memilih gaya bahasanya agar tak terkesan kasar dan dapat dicontoh anak.

4. Belum memahami bahwa bahasa kasar adalah hal yang dilarang

ilustrasi anak sedang berpikir (unsplash.com/lordmaui)

Anak-anak berada pada usia yang gemar meniru orang lain, entah dalam konteks apa pun. Hal ini karena anak belum dapat menyeleksi informasi yang diperoleh dan hanya menerimanya secara mentah-mentah saja.

Selain itu, anak juga tak memahami bahwa apa yang dikatakannya bermakna buruk. Itulah yang membuat anak pada akhirnya berbicara kasar sebab ketidaktahuan dan ketidakpahaman akan hal tersebut.

5. Merasa keren dan tertantang jika berbicara kasar

Foto hanya ilustrasi. (pexels.com/@alex-green)

Terkadang cukup sulit memahami anak dengan baik, apalagi dengan pola pikir yang berbeda. Bahkan persepsi antara orangtua dan anak saja bisa tak sama, sebab perbedaan pendapat yang dimiliki.

Banyak anak yang salah memahami bahwa berbicara kasar adalah hal keliru. Justru ada saja anak yang justru menganggap kebiasaan berbicara kasar sebagai suatu hal yang terdengar keren dan penuh tantangan. Hal itulah yang harus diluruskan oleh orangtua.

Ketidaktahuan anak tak boleh terlalu lama dibiarkan. Orangtua harus meluruskan informasi tersebut agar anak tak salah paham dan mengulangi kebiasaan untuk berbicara kasar lagi. Jangan sampai anak meniru, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team