5 Alasan Anak Malu Mengatakan Rasa Sayangnya Kepada Orangtua
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kamu pasti pernah mendengar lagu berjudul “Daddy” yang dipopulerkan oleh Coldplay, kan? Lagu ini bercerita tentang seorang anak yang ingin mendengar ayahnya mengatakan "Aku cinta kamu" kepadanya. Tapi, bagaimana dengan sebaliknya? Apakah kamu sering mengatakan "Aku cinta kamu" kepada orangtuamu? Atau malah merasa malu dan segan untuk melakukannya?
Ungkapan itu termasuk cara untuk menunjukkan rasa sayang dan hormat kepada orangtua. Namun, tidak semua anak mudah dan nyaman untuk melakukannya. Ada banyak alasan yang mungkin membuat mereka malu untuk mengatakan "Aku cinta kamu" kepada orangtua. Berikut ini deretan kemungkinan alasannya.
Baca Juga: 5 Kesalahan Fatal Orangtua saat Mengawasi Pergaulan Anak
Baca Juga: 5 Fakta Bystander Bullying, Saksi Mata Perundungan
1. Temperamen
Temperamen adalah sifat bawaan yang memengaruhi seseorang bereaksi terhadap situasi dan lingkungan. Ada anak-anak yang lahir dengan temperamen yang mudah bergaul, ramah, dan ekspresif. Tapi ada juga yang pemalu, pendiam, dan tertutup.
Anak-anak yang pemalu cenderung merasa tidak nyaman dan cemas ketika berinteraksi dengan orang lain, termasuk orangtuanya. Mereka mungkin merasa bahwa mengatakan "Aku cinta kamu" adalah hal yang terlalu intim dan mengekspos dirinya.
2. Budaya
Budaya juga berperan dalam membentukseseorang mengekspresikan cinta. Dalam beberapa budaya, seperti Asia, mengatakan "Aku cinta kamu" kepada orangtua adalah hal yang jarang dilakukan. Hal ini karena ungkapan itu dinilai sangat formal dan mendalam. Sehingga terasa kaku dan aneh untuk diucapkan sehari-hari.
Selain itu, dalam budaya Asia, perbuatan jauh lebih dihargai daripada perkataan. Banyak orangtua Asia menunjukkan cintanya kepada anak-anak dengan cara berkorban, bekerja keras, dan menetapkan harapan tinggi. Cara anak-anak membalas cinta mereka adalah dengan berprestasi dan mematuhi keinginan orangtua.
3. Pengalaman masa lalu
Pengalaman masa lalu juga dapat memengaruhi anak untuk mengekspresikan cintanya kepada orangtua. Jika pernah mengalami trauma, penolakan, atau kekerasan dari orangtua, mereka mungkin akan merasa takut atau marah untuk mengatakan "Aku cinta kamu."
Mereka mungkin merasa bahwa cinta adalah sesuatu yang tidak aman, tidak konsisten, atau tidak tulus. Sebaliknya, jika pernah mendapatkan pujian, dukungan, atau penghargaan dari orangtua, mereka mungkin akan merasa lebih percaya diri dan nyaman untuk mengulangi mengatakan "Aku cinta kamu."
4. Usia
Usia juga merupakan faktor yang memengaruhi cara anak-anak untuk mengekspresikan cintanya kepada orangtua. Anak-anak yang masih balita biasanya lebih mudah dan sering mengatakan "Aku cinta kamu", karena masih sangat tergantung dan dekat dengan orangtuanya.
Namun, ketika anak-anak memasuki usia sekolah dasar atau remaja, mereka mungkin mulai jarang atau malu untuk mengatakannya. Hal ini karena mereka mulai mencari identitas dan kemandirian, serta menjalin hubungan dengan teman-teman sebayanya. Mereka mungkin merasa bahwa mengatakan "Aku cinta kamu" kepada orangtua adalah hal yang kekanak-kanakan, tidak keren, atau membuat mereka rentan.
5. Kepribadian
Kepribadian adalah karakteristik individu yang membedakan seseorang dari orang lain. Ada anak-anak yang memiliki kepribadian lebih terbuka, ekstrovert, dan emosional. Tapi ada juga yang memiliki kepribadian lebih tertutup, introvert, dan rasional. Anak-anak yang memiliki kepribadian terbuka biasanya lebih mudah dan sering mengatakan "Aku cinta kamu" kepada orangtuanya, karena mereka lebih menyukai komunikasi yang hangat, jujur, dan langsung.
Namun, anak-anak yang memiliki kepribadian tertutup biasanya lebih sulit dan jarang mengatakannya, karena mereka lebih menyukai komunikasi yang dingin, sopan, dan tidak langsung.
Mengatakan "Aku cinta kamu" kepada orangtua adalah satu cara untuk menunjukkan rasa sayang dan hormat. Namun, tidak semua anak merasa mudah dan nyaman untuk melakukannya. Tapi orangtua tidak perlu merasa khawatir atau tersinggung ya. Yang penting adalah orangtua tetap memberikan cinta dan perhatian cukup kepada anak-anaknya.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.