Di era informasi yang serba cepat ini, perbedaan pendapat sering kali berujung pada perdebatan sengit di media sosial, bahkan di dunia nyata. Pertanyaannya, kenapa kita sering kali kesulitan berargumen dengan kepala dingin dan cenderung mudah terprovokasi emosi?
Pendidikan selama ini cenderung fokus pada hafalan dan teori, bukan pada melatih berpikir kritis dan berempati. Padahal, untuk menciptakan masyarakat yang bisa berdiskusi secara sehat, kita butuh generasi yang mampu menyusun argumen cerdas, bukan sekadar meluapkan emosi.
Berikut adalah 5 metode belajar yang bisa mengubah cara siswa berpikir dan berargumen, jauh dari kata ''mudah terprovokasi.''