5 Kesalahan Orangtua Bicara Politik pada Anak

Bakal calon presiden dan calon wakil presiden yang akan maju di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tengah menjadi pembicaraan hangat saat ini. Beberapa orang bahkan sudah menyatakan dukungannya terhadap calon tertentu, yang dianggapnya paling layak menjadi pemimpin.
Hal yang pasti tak jauh dari pembicaraan bakal capres dan cawapres adalah perbedaan pilihan yang didukung. Pembicaraan ini sering menimbulkan debat panjang dan kerap terbawa hingga ke rumah. Tanpa sadar akan akibatnya, beberapa dari kita membicarakan informasi-informasi politik secara gamblang di depan anak-anak. Ujaran orangtua yang mendiskreditkan satu calon pemimpin, bisa saja menumbuhkan kebencian di hati mereka.
Selain itu, apabila anak dihadapkan ppada lingkungan yang memilih calon berbeda, dia belum tentu mampu mengendalikan dirinya untuk menerima perbedaan tersebut. Perselisihan yang berujung perkelahian bisa saja terjadi. Oleh sebab itu orangtua perlu hati-hati saat membicarakan isu politik, terutama saat ada anak-anak. Berikut adalah lima kesalahan yang sering dilakukan orangtua saat berbicara politik.
1. Menginformasikan calon pemimpin yang didukung
Menginformasikan calon pemimpin yang didukung adalah tindakan yang kurang tepat jika disampaikan kepada anak-anak. Anak-anak belum mampu menyikapi perbedaan pendapat yang dimiliki orang lain. Jika satu waktu mereka mendapati bahwa orang di sekitarnya memiliki pilihan dukungan yang berbeda, bisa saja anak-anak menjadi tidak suka, atau bahkan membenci orang-orang yang berbeda pilihan dengan orangtua mereka.
Jika tidak ingin hal seperti ini terjadi, sebaiknya hindari menginformasikan calon pemimpin yang kamu dukung di depan anak-anak.