5 Kesalahan Pemilihan Furnitur Bikin Rumah Cepat Gerah

Rumah yang terasa panas dan pengap gak selalu disebabkan oleh cuaca atau ventilasi yang buruk. Kadang, pemilihan furnitur yang kurang tepat justru memperparah suasana di dalam ruangan. Banyak orang fokus pada estetika dan gaya, tapi melupakan efek termal dari material atau desain furnitur yang digunakan. Padahal, kenyamanan suhu di rumah juga sangat bergantung pada elemen-elemen interior yang dipilih.
Beberapa furnitur memang tampak menawan saat dipajang di showroom atau katalog, tapi belum tentu cocok dengan kondisi iklim tropis. Kesalahan ini bisa membuat sirkulasi udara terhambat, menimbulkan penumpukan panas, bahkan menyebabkan energi pendingin dari kipas atau AC gak bekerja secara optimal. Supaya rumah tetap adem tanpa harus mengandalkan pendingin ruangan terus-menerus, penting untuk memperhatikan jenis dan penempatan furnitur yang digunakan. Berikut beberapa kesalahan umum memilih furnitur yang justru membuat rumah terasa lebih gerah.
1. Terlalu banyak furnitur berbahan kulit atau vinyl

Material seperti kulit atau vinyl memang memberikan kesan mewah dan elegan, tetapi memiliki kelemahan dalam hal kenyamanan suhu. Permukaan bahan ini cenderung menyimpan panas, terutama ketika terkena sinar matahari langsung. Akibatnya, saat diduduki atau disentuh, furnitur terasa lebih panas dan membuat tubuh berkeringat. Hal ini tentu gak ideal untuk rumah di daerah tropis yang sudah panas sejak pagi hingga sore hari.
Selain itu, bahan kulit dan vinyl sulit menyerap udara atau kelembapan dari ruangan. Ini menyebabkan sirkulasi udara menjadi kurang optimal di sekitar permukaan furnitur. Ruangan pun terasa lebih pengap, terutama bila jumlah kursi, sofa, atau elemen dekorasi dengan material serupa cukup banyak. Sebaiknya, pilih bahan yang lebih breathable seperti katun, linen, atau rotan agar suhu tetap sejuk.
2. Penggunaan karpet tebal dan berlapis

Karpet memang menambah estetika dan kenyamanan lantai, namun jenis yang terlalu tebal bisa menjadi penyebab ruangan terasa panas. Material bulu sintetis atau wol menyerap panas dari udara dan kaki manusia, lalu menyimpannya di dalam serat. Saat suhu naik, karpet tersebut justru memancarkan panas kembali ke ruangan. Apalagi jika digunakan di ruang tertutup dengan sinar matahari masuk secara langsung.
Karpet juga menghambat sirkulasi udara pada lantai, terutama jika digunakan dalam ukuran besar. Lantai sebenarnya bisa menjadi sumber pendinginan alami, terutama lantai keramik atau granit. Saat karpet menutup seluruh permukaan, efek penyejuk dari lantai tersebut jadi terhalang. Maka dari itu, pilih karpet yang tipis dan berbahan ringan atau gunakan hanya pada area tertentu saja.
3. Furnitur besar yang menghalangi sirkulasi udara

Memilih furnitur berukuran besar tanpa memperhitungkan luas ruangan adalah kesalahan umum yang sering terjadi. Sofa jumbo, lemari tinggi menjulang, atau rak besar bisa menghambat aliran udara dari jendela atau pintu. Akibatnya, udara gak bisa bergerak bebas dan suhu di ruangan pun meningkat secara perlahan. Meskipun furnitur terlihat kokoh dan fungsional, tapi efeknya terhadap suhu ruangan gak bisa diabaikan.
Ukuran besar juga membuat ruangan terasa sesak, terutama jika ditata terlalu rapat atau menempel ke dinding. Celah udara yang biasanya membantu sirkulasi jadi hilang, dan panas pun terperangkap di dalam. Pemilihan furnitur sebaiknya mempertimbangkan ukuran ruangan, jalur udara, dan posisi ventilasi. Lebih baik memilih furnitur dengan kaki terbuka atau desain minimalis yang memberi ruang untuk aliran udara.
4. Terlalu banyak furnitur dengan warna gelap

Warna gelap seperti hitam, cokelat tua, atau navy menyerap lebih banyak panas dibanding warna terang. Ketika sinar matahari mengenai permukaan furnitur berwarna gelap, energi panas diserap dan dipantulkan kembali ke udara sekitar. Akibatnya, suhu ruangan jadi meningkat meskipun ventilasi sudah cukup. Ini bisa terjadi pada sofa, meja, rak, hingga tirai yang seluruhnya didominasi warna gelap.
Selain menyerap panas, warna gelap juga menciptakan kesan visual yang berat dan menekan. Ruangan terasa lebih sempit dan sumpek, terutama bila dikombinasikan dengan pencahayaan redup. Untuk menghindari efek gerah, lebih baik memilih warna netral atau terang seperti krem, putih tulang, atau pastel yang mampu memantulkan cahaya. Ruangan pun terasa lebih luas dan sejuk secara alami.
5. Meletakkan furnitur menempel jendela tanpa pelindung

Menempatkan sofa atau lemari di dekat jendela bisa tampak praktis, tapi jika gak dilengkapi pelindung seperti tirai, efek panas matahari langsung akan mengenai furnitur. Apalagi di siang hari, sinar matahari bisa memanaskan permukaan secara terus-menerus dan membuat area sekitar menjadi gerah. Panas dari furnitur juga menyebar ke udara sekitarnya, membuat kipas angin atau AC bekerja lebih keras.
Tanpa pelindung, sinar ultraviolet juga bisa merusak material furnitur, terutama bahan kain dan kayu. Warna memudar, tekstur rusak, bahkan muncul bau lembap karena kombinasi panas dan kelembapan. Maka dari itu, gunakan tirai blackout atau roller blind sebagai pelindung sinar matahari langsung. Selain melindungi furnitur, langkah ini juga membantu menurunkan suhu ruangan secara signifikan.
Memilih furnitur yang tepat bukan hanya soal estetika, tapi juga soal fungsionalitas dalam menjaga kenyamanan suhu rumah. Kesalahan kecil seperti material yang salah atau posisi penempatan yang gak strategis bisa berdampak besar terhadap kenyamanan harian. Mulai sekarang, evaluasi kembali furnitur di rumah agar suasana tetap sejuk dan menyenangkan. Ruangan adem, suasana hati pun jadi lebih tenang.